2. Rossi Jagoan Menyalip
Selama tiga musim, Marquez rata-rata start dari posisi 2,15 dan finis pada posisi 2,29. Angka tersebut lebih baik daripada tiga pebalap lainnya.
Dengan kata lain, Marquez selama tiga musim terakhir selalu memulai balapan dari grid pertama dan mengakhiri balapan di podium.
Rata-rata posisi start Rossi hanya 5,926 dan rata-rata finisnya adalah 3,231. Artinya, rata-rata Rossi start dari grid kedua, namun mampu finis di posisi yang bisa naik podium.
Selain itu, Rossi mampu mencetak rata-rata selisih antara start dengan finis sebesar 2,673, tanpa menghitung balapan yang gagal finis.
Jumlah itu menunjukkan Rossi rata-rata selalu mampu melewati dua hingga tiga pebalap yang start di depannya dalam tiap balapan. Raihan ini adalah yang terbesar dibanding pebalap lainnya. Plus, Rossi jarang terlibat tabrakan dengan pebalap lain.
Hal itu menunjukkan Rossi memang pebalap yang paling jago menyalip para pebalap lain. Salah satunya jelas terlihat kala dia mampu melewati 24 pebalap pada balapan terakhir musim 2015 di GP Valencia.
3. Senjata Utama Lorenzo: Start Bagus
Dari data start dan finis para pebalap selama tiga musim, dapat dibuat suatu model fungsi matematis (persamaan garis) dengan menggunakan analisis regresi linier untuk memprediksi hasil balapan berdasarkan hasil start para pebalap.
Data start dan finis para pebalap diolah dengan menggunakan aplikasi komputer SPSS (statistical package for social sciences).
Hasilnya, posisi start Lorenzo berpengaruh signifikan terhadap hasil finisnya, dengan besarnya ketergantungan Lorenzo terhadap start sebesar 50,8 persen.
Artinya, start bagus merupakan senjata utama bagi juara dunia musim 2015 tersebut untuk memenangi balapan. Hal ini sesuai dengan gaya balap Lorenzo, yang selalu ngacir apabila sudah start dari posisi depan.
Sementara itu, dengan analisis yang sama, tidak ada pengaruh signifikan pada model persamaan tiga pebalap lainnya. Besarnya ketergantungan tiga pebalap lainnya terhadap start tergolong kecil.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.656 |
Komentar