Biaya sponsor yang sangat tinggi di Formula 1 (F1) bisa jadi merupakan penyebab Rio Haryanto masih kesulitan mendapatkan sisa dana untuk bisa membalap satu musim penuh.
Rio butuh dana sebesar 15 juta euro (hampir Rp 225 milliar) untuk tampil bersama tim Manor selama semusim. Pertamina sebagai sponsor utama Rio sudah menyiapkan dana sebesar 5 juta euro atau sekitar Rp 75 miliar. Dia masih butuh 10 juta euro atau sekitar Rp 150 miliar.
Sebenarnya, menurut ibunda Rio, Indah Pennywati, sejumlah perusahaan sudah tertarik untuk membantu pendanaan Rio. Namun, terkendala masalah branding.
"Untuk branding itu sulit. Jika calon sponsor ingin membantu tanpa harus memasukkan logo, saya mungkin sudah mendapatkan dana untuk Rio. Namun, banyak pihak yang meminta branding. Biasanya branding itu satu paket dan nilai minimumnya 2 juta euro," kata Indah.
Menjadi sponsor di F1 memang mudah, tetapi mahal. Mudah karena ada banyak titik di mobil F1 yang bisa ditempel logo sponsor. Namun, untuk bisa tampil di tempat tersebut, butuh dana sangat besar.
Sponsor rata-rata menginjeksi pemasukan bagi tim balap F1 antara 80 dan 85 persen. Sisanya, mereka dapatkan dari hak siar terlevisi dan prize money. Karena itulah, sponsor memegang peranan penting dalam biaya operasional tim balap F1.
F1 adalah salah satu olahraga yang termahal untuk sponsor. Berdasar Sports Business Global 2013, nilai pembiayaan rata-rata per sponsor di F1 adalah 5-10 juta dollar AS (atau antara Rp 65 miliar dan Rp 135 miliar).
Namun, nilai untuk sponsor utama bisa mencapai 100 juta dollar AS atau lebih dari Rp 1,3 triliun!
Seperti dilansir dari BBC, ada tiga jenis sponsor yang menempel di mobil F1, yaitu trade link-ups, co-sponsor, dan title sponsor.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar