Tidak banyak pemain dalam industri sepak bola modern ini yang setia pada satu klub saja selama kariernya sebagai atlit profesional.
Penulis: Edward Satria
Seorang remaja putra daerah Roma berumur 16 tahun memulai debutnya bersama Giallorossi di musim 1992.
Siapa sangka 23 tahun kemudian, sosok remaja dengan rambut pirang yang sama masih berlari di lapangan.
Kali ini, ban kapten AS Roma terlilit di lengan dan semua penonton histeris meneriakan namanya setiap kali dia masuk ke dalam lapangan, dialah Francesco Totti.
Loyalitas Totti terhadap AS Roma sudah tidak bisa diragukan lagi.
Hingga detik ini, pemain berumur 39 tahun tersebut mengantongi 747 laga dan membukukan 300 total gol bagi AS Roma, angka-angka dalam daftar tertinggi klub asal ibu kota tersebut.
Di tahun 2004, ketika Real Madrid membangun skuat yang dijuluki Los Galacticos, Totti merupakan salah satu proyeksi pembelian klub raksasa Spanyol tersebut.
Namun, Totti secara terang-terangan menolak uang milyaran di depan matanya dan mengatakan bahwa dia lebih nyaman bersama AS Roma.
Menjadi ikon sebuah tim tentu akan membuat rekan-rekan Anda menjadi segan baik dalam makna positif maupun sebaliknya, Hal ini juga terjadi pada Totti.
Tidak hanya sekali Totti dikabarkan memiliki hubungan pribadi yang buruk dengan para pelatih Roma, sebut saja Vicenzo Montella yang merupakan junior Totti ketika keduanya membela AS Roma di awal tahun 2000an dahulu.
Montella, yang kerap mengganti Totti di menit-menit akhir pertandingan atas kepentingan strategi, selalu mendapatkan tatapan tajam dari Totti setiap kali dia keluar dari lapangan menuju ke kursi cadangan.
Hal ini membuat Montella hanya seumur jagung melatih AS Roma dengan alasan ketidaknyamanan dalam pekerjaannya.
Media sering mengabarkan bahwa Totti mendapatkan perlakuan yang spesial tidak hanya dari fans, namun juga manajemen klub dan para staff kepelatihan.
Walaupun dalam wawancaranya dekat-dekat ini John Arne Riise yang pernah berseragam AS Roma mengatakan kepada media bahwa tidak ada perlakuan khusus bagi Totti di Roma.
Memasuki umurnya yang ke 39, dalam musim ini Totti hanya memulai pertandingan sebagai starter sebanyak 2 kali.
Selama masa singkat itu, ia memberikan umpan yang sangat penting ketika Frosinone berhasil menahan AS Roma dan juga sebuah gol cantik ketika Roma berbagi poin dengan Sassuolo.
Kepergian pelatih Rudi Garcia yang digantikan oleh Luciano Spalletti pun tidak membawa perubahan signifikan pada jumlah menit sang il capitano.
Malahan, Tottti mengungkapkan kekesalannya ke media melalui beberapa pernyataan.
“Saya tidak dapat tinggal di Roma seperti ini. Menyakitkan untuk selalu ada di bangku cadangan. Saya mengerti bahwa dengan umur sekarang saya akan dimainkan lebih sedikit," tutur Totti.
"Namun, akan berdampak buruk bagi saya untuk mengakhiri karier seperti ini. Saya meminta rasa hormat yang lebih mengingat apa yang telah saya lakukan disini,” ujarnya.
Kata-kata tersebut dinilai fatal oleh sang pelatih Luciano Spalletti yang berujung pada ketidakikutsertaan Totti bersama anggota tim lainnya ketika AS Roma menggilas Palermo lima gol tanpa balas hari minggu kemarin.
Totti terlihat di tribun penonton sementara para rekan timnya berkeringat di tengah lapangan, kadang senyum terbesit di wajahnya ketika para pemain Roma seperti Salah maupun Dzeko mencetak gol.
Dalam wawancara pasca pertandingan Spalletti menegaskan bahwa pada awal pekan ini Totti akan berlatih seperti biasa dengan para pemain Roma lainnya.
Alasan dia melakukan hal tersebut bukanlah karena adanya argumen yang terjadi dengan Totti melainkan dia hanya memastikan dia melakukan tugasnya sebagai pelatih sebaik dan senetral mungkin.
“Saya memiliki tembok di rumah yang berisikan baju-baju para pemain, dan tujuh atau delapan di antaranya milik Totti,” ujarnya. “Dia sudah tidak bisa berlari sebanyak pemain lainnya, tapi Totti memiliki atribut yang tidak dimiliki oleh pemain lainnya.”
Masalah antara Totti dan Spalletti tersebut bukanlah yang pertama kali terjadi.
Pada 2009/2010, media Italia banyak yang mengklaim bahwa pengunduran diri Spalletti disebabkan oleh hubungan tidak harmonis dengan Totti.
Pada musim tersebut, Claudio Raineri menggantikan Spalletti hingga akhir musim. Spalletti mengeluhkan bahwa keberadaan Totti menghambat kemajuan AS Roma sebagai keseluruhan tim.
Sebaliknya bagi Totti, Spalletti dianggap tidak layak menjabat sebagai kepala pelatih Giallorossi karena hubungan tidak harmonis dengan para pemain.
Bahwa Totti adalah alasan utama Spalletti meninggalkan AS Roma diperkuat sebelum oleh fakta Rosella Sensi (Presiden AS Roma kala itu) melakukan pertemuan dengan Spalletti yang berujung pada pengunduran dirinya.
Sang presiden terlebih dahulu memanggil Totti dan wakil kapten, Daniele De Rossi, untuk berbicara 6 mata dengannya.
Fransesco Totti, yang akan merayakan ulang tahun ke-40 pada tahun ini, memiliki kontrak hingga akhir musim dengan Roma.
Tentu sangat sulit bagi Romanisti untuk melihat bahwa nomor 10 yang menemani mereka sejak 1992 ini tidak akan berlari lagi di lapangan untuk musim depan.
Namun, tentu saja keberadaan Totti yang kerap meminta dimainkan akan berdampak negatif pada talenta-talenta muda Roma seperti Stephan El Sharaawy, Diego Perotti, dan Mohamed Salah.
Apalagi, di bawah Luciano Spalletti, AS Roma sedang memiliki momentum Serie A mumpuni.
Apa yang akan terjadi di bulan-bulan menuju akhir musim ini tentu akan menarik bagi Francesco Totti, AS Roma, dan Spalletti. Mari kita simak akhir dari kisah ini.
@Edwardsatria
www.edwardsatria.com
[video]http://video.kompas.com/e/4766662308001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | - |
Komentar