Apalagi setelah mereka bisa menang atas Inter. Untuk Sousa, kemenangan itu amat penting.
Sousa selalu menekankan anak-anak asuhannya untuk menerapkan filosofi yang diusungnya: selalu berusaha untuk membalikkan keadaan pada saat mereka mungkin akan kehilangan tiga poin. Dengan kata lain: bermain untuk menang!
“Kami selalu bermain menyerang. Melawan tim besar seperti Inter, pertandingan cenderung berjalan alot. Apalagi, mereka punya kiper yang bermain bagus,” kata Sousa tentang Samir Handanovic, kiper Inter.
Memang itulah yang terjadi. Pertandingan berlangsung “berdarah-darah”, banjir kartu merah.
Apalagi Fiorentina sudah tertinggal 0-1 sejak menit ke-26 setelah gelandang Inter, Marcelo Brozovic, membuat gol tersebut.
Fiorentina baru bisa membalas pada menit ke-60 melalui gol gelandang Borja Valero. Gol penentu kemenangan dibuat oleh striker asal Senegal, Khouma Babacar, pada pengujung waktu.
Seperti yang telah disebut, pertandingan ini berakhir dengan penuh “darah”.
Ada tiga kartu merah yang dikeluarkan oleh wasit Paolo Silvio Mazzoleni, yang dimulai pada menit ke-82 hingga menit ke-90+5. Satu kartu merah untuk Fiorentina dan dua untuk Inter.
Sousa tidak ingin direpotkan kartu merah itu. Untuknya, yang penting adalah para pemain tetap tenang dan tidak terbawa oleh euforia suporter.
“Mengatur ekspektasi sangatlah penting. Kami memulai musim dengan baik dan hal itu meningkatkan ekspektasi.
Tim akan melakukan yang terbaik dan tetap mengikuti prinsip. Yang penting, kami ingin membuat siapa pun bangga, termasuk suporter,” kata Sousa.
Termasuk juga membuktikan bahwa membalikkan prediksi Prandelli tentang peluang Fiorentina berada di peringkat tiga pada akhir musim nanti.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.654 |
Komentar