Pergantian pemain tidak selalu menjadi kekuatan Arsene Wenger. Namun, pada pertandingan melawan Leicester City (14/2/2016) di Stadion Emirates, London, dua kali pergantian pemain menjadi kunci Arsenal untuk bisa kembali berpeluang menjadi juara Premier League musim ini.
Penulis: Dian Savitri
Pada masa lalu, setiap kali Wenger melakukan pergantian pemain, selalu berakhir dengan kritik pedas.
Terlalu sering Wenger bereaksi telat, padahal ketika itu Arsenal sedang tertinggal. Ketika akhirnya melakukan pergantian, pemain yang masuk diharapkan bisa menjaga agar keunggulan tetap terjaga.
Yang terjadi, seringnya adalah Arsenal justru kebobolan dan kalah pada saat-saat terakhir.
Menurut London Evening Standard, pernah juga tiga tahun lalu, ada pemain tertentu yang konon di dalam kontraknya terdapat klausul bahwa ia akan mendapatkan bayaran tambahan jika tampil lebih dari 20 menit per pertandingan.
Wenger, dengan hitung-hitungan ekonominya, sangat memerhatikan hal itu. Ia menunggu hingga 70 menit permainan, barulah memasukkan pemain bersangkutan.
Melawan Leicester, tidak ada hal-hal seperti itu. Tentu saja, situasi sangat terbantu dengan adanya kartu merah untuk pemain Leicester, Danny Simpson, pada menit ke-54.
Saat kartu merah itu hadir, Arsenal tertinggal 0-1 karena gol penalti Jamie Vardy. Simpson keluar lapangan dan Wenger pun beraksi.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.654 |
Komentar