Ketika kompetisi Premier League 2015-2016 memulai putarannya, Leicester City mengawali musim dengan harga skuat termurah keempat, yaitu senilai 55 juta pound. Namun, lihat apa yang dihasilkan Leicester.
Penulis: Dedi Rinaldi
The Foxes, begitu julukan Leicester, terus menguasai puncak klasemen sepanjang tahun ini. Eksistensi The Foxes bahkan kian mencengkeram setelah mengalahkan Manchester City, tim sirkus yang tadinya duduk di peringkat dua dengan skor 3-1 pada Sabtu (6/2/2016).
Dengan berbekal harga murah, maka tidak ada bayangan sedikit pun Leicester akan menggeliat begitu hebat.
Peringatan yang muncul pada awal musim hanyalah agar berhati-hati saat bertemu Leicester karena ditangani oleh pelatih berpengalaman internasional sekelas Claudio Ranieri.
Hanya sosok Ranieri yang menjadi sorotan pada Leicester, tak lebih dan tak kurang.
Tak terdengar sedikit pun prediksi tentang striker Jamie Vardy atau gelandang serang Riyad Mahrez bakal menguasai daftar produktivitas pencetak gol.
[video]http://video.kompas.com/e/4742679845001_ackom_pballball[/video]
Media lebih tertarik kepada tim-tim makmur dan calon juara berdasarkan catatan yang dikeluarkan CIES Football Observatory saat merilis nilai 20 tim Premier League 2015-2016.
Dalam daftar CIES Football Observatory, Manchester City menempati posisi puncak sebagai tim dengan pasukan berharga paling mahal. Tak heran bila kemudian media pun menempatkan The Citizens sebagai kandidat utama juara.
The Citizens bermodal pasukan dengan total harga 560 juta euro, diikuti oleh Manchester United (533), Chelsea (407), Liverpool (344), dan Arsenal (305).
Daftar ini seolah memudahkan media dan rumah taruhan untuk menyusun peringkat dari pemuncak sampai juru kunci klasemen.
Lantas, di mana posisi Leicester? The Foxes ditempatkan pada wilayah antara papan bawah dan papan tengah. Namun, dengan penuh optimisme, Ranieri menyatakan bahwa target Leicester ialah bisa mengoleksi 40 angka.
Terus Bermimpi
Semua keraguan terhadap Leicester telah mencair lewat koleksi 15 kemenangan.
Di antara kemenangan tersebut, empat tim besar berhasil dijinakkan, yaitu Chelsea, Tottenham Hotspur, Liverpool, dan The Citizens.
Kini angka yang dikumpulkan Leicester sampai pekan ke- 25 sudah jauh melesat dari target, yaitu 53 poin.
Tak heran jika banyak yang menjagokan The Foxes untuk meneruskan langkahnya dan menjadi juara.
Ranieri menanggapi asumsi yang beredar kencang tersebut dengan santai. "Saya harap mereka benar suatu saat nanti," jawabnya.
Namun, pada sisi lain Ranieri menekankan bahwa pasukannya akan terus bermimpi. Leicester akan hidup dan bertarung keras karena menurutnya Premier League merupakan kompetisi yang gila.
“Banyak tim besar yang mengejar gelar juara. Kami menikmatinya dan harus terus bermimpi," tandasnya.
Omongan Ranieri pun langsung disambar Mahrez. Kemudian dia mengajak rekan setim untuk menjaga momentum kemenangan atas The Citizens menjelang duel kontra Arsenal pada pekan depan.
“Leicester masih memiliki banyak pertandingan. Jadi, kami tak bisa bicara soal gelar sekarang. Tim hanya akan terus bermimpi dan kita akan lihat nanti,” tutur pemain yang sudah mencetak 14 gol di liga ini.
[video]http://video.kompas.com/e/4745134002001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.653 |
Komentar