Kebutuhan akan penyerang bertubuh besar juga dijawab Marotta-Paratici dengan membeli Mario Mandzukic dari Atletico Madrid. Seperti Llorente, Mandzukic membuat Juventus nyaman bermain dengan bola-bola silang.
Kedatangan Simone Zaza dari Sassuolo melengkapi armada serang Juventus di 2015-2016.
Kontribusi Zaza boleh dibilang lebih besar ketimbang deretan penyerang pelapis Juve pada musim lalu semodel Coman, Sebastian Giovinco, atau Alessandro Matri.
Dybala, Mandzukic, dan Zaza plus penghuni lama tim, Alvaro Morata, membentuk kuartet menakutkan pada 2015-2016.
Sampai Juventus memainkan laga ke-32 mereka di semua ajang musim ini, Dybala, Mandzukic, Zaza, dan Morata secara kolektif telah mengemas 37 gol.
Lebih Tajam
Torehan itu sudah lebih superior ketimbang catatan armada serang Juve pada 2014-2015. Dalam 32 partai pertama musim lalu di berbagai kompetisi, Tevez dkk. "cuma" mendulang 33 gol.
Fakta yang patut digarisbawahi adalah musim ini Dybala tak benar-benar sendirian seperti Tevez dalam hal menanggung beban mencetak gol.
Pada titik di mana Juve sudah memainkan 32 partai di semua ajang 2014-2015, Tevez mencuat ke jajaran teratas pencetak gol. Penyerang terdekat adalah Morata dengan torehan gol kurang dari separuh koleksi Tevez.
Situasi pada 2015-2016 terlihat lebih membahagiakan bagi Pelatih Massimiliano Allegri mengingat selisih koleksi gol di antara penyerangnya tak terlalu jauh.
"Semua pemain penting. Akan ada waktu di mana Dybala-Mandzukic tak bermain dan posisi starter diemban oleh Morata serta Zaza," ujar Allegri di Tuttosport.
Bukti telah tersaji di atas lapangan. Juventus konsisten menang meski selalu menampilkan kombinasi penyerang berbeda dalam empat laga terakhir mereka di Januari, tepatnya saat melawan Lazio 1-0 (Coppa Italia/Morata-Zaza), Roma 1-0 (Serie A/Dybala-Mandzukic), Inter 3-0 (Coppa Italia/Morata-Mandzukic), dan Chievo 4-0 (Serie A/Dybala-Morata).
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.652 |
Komentar