Level kompetisi bakal lebih sengit di Inggris karena setiap musimnya ada 5-6 tim yang layak bersaing sebagai calon juara. Jumlah kandidat bisa bertambah satu jika mengacu anomali yang ditunjukkan Leicester musim ini.
Tingkat persaingan menjalar ke sektor ekonomi. Barca dan Madrid membentuk duopoli atas kekuatan finansial tak tertandingi oleh para pesaing mereka di liga. Pun Bayern di Jerman yang amat digdaya secara ekonomi.
Beda halnya dengan atmosfer di Premier League. Pep memang disokong dana nyaris tak terbatas, tapi klub-klub seperti Chelsea, Man United, Arsenal, atau Liverpool tetap potensial pula melakukan perekrutan dengan harga di luar logika.
Jangan lupa, Pep juga akan mencicipi jadwal lebih padat di Inggris karena adanya festive season. Tradisi sibuk setelah Natal sampai pekan-pekan awal pergantian tahun itu tidak ada dalam kalender La Liga atau Bundesliga.
2. Membangun Kultur Juara
"Bahkan kakek saya pun bisa membawa Barcelona dan Bayern juara dengan materi pemain seperti yang dimiliki Pep," ucap agen Yaya Toure, Dimitri Seluk, beberapa waktu lalu.
Seluk menilai kemampuan Pep terlalu dilebih-lebihkan. Sang peramu taktik sudah diuntungkan oleh materi mewah yang tinggal dipoles guna menghadirkan trofi.
Pada satu sisi, ucapan Seluk ada benarnya. Materi tim dengan pemain seperti Lionel Messi, Xavi, Andres Iniesta, atau Sergio Busquets, bakal sangat sulit ditemukan selain di Barca pada dimensi waktu kapan pun.
Saat tiba di Muenchen, Pep juga diwarisi mayoritas pemain yang baru mencicipi empat gelar di bawah asuhan Jupp Heynckes musim sebelumnya. Bagaimana di City?
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar