Dalam bursa transfer, setiap klub begitu ngotot demi mendapatkan pemain idaman. Namun, ada 10 tahapan agar sebuah tim berhasil menggaet pesepak bola yang diinginkan.
Seperti dilansir Leicester Mercury, Senin (1/2/2016), berikut adalah 10 tahap tersebut:
1. Tim pencari bakat
Mungkin ini merupakan unsur paling misterius, tetapi memiliki peran yang benar-benar penting. Jika Anda ingin memastikan transfer berjalan dengan sukses, poin nomor satu ini merupakan langkah pertama dalam memulai proses negosiasi.
Seiring dengan berkembangnya industri sepak bola, tim pencari bakat menjadi acuan awal dalam penilaian calon pemain baru. Pada umumnya, mereka bisa langsung mengamati serta memberikan pendapat terkait sosok yang diminati klub karena mereka memantau dari tribun atau sisi lapangan.
Namun, sekarang banyak klub lebih mengandalkan program komputer, seperti halnya Leicester City, yang menggunakan Wyscout, untuk melihat dengan jelas rekaman video dan analisis statistik dari pemain.
Kendati demikian, klub masih membutuhkan sosok yang hadir di lapangan untuk menonton pemain dengan mata mereka sendiri.
Saat ini, kehadiran mereka di lapangan dapat dimanfaatkan untuk berbicara dengan agen pemain, menjalin hubungan baik dengan keluarga dan teman-teman pemain, serta melakukan yang terbaik agar tetap selangkah lebih maju dari para pesaing
2. Melakukan penawaran
Setelah meyakini pemain yang akan direkrut, langkah selanjutnya adalah memberikan penawaran transfer atau peminjaman.
Sebagai klub yang ingin membeli, kita harus mengajukan penawaran resmi secara tertulis untuk pemain. Tawaran tersebut kemudian akan dipertimbangkan oleh klub penjual.
Ada beberapa klub yang mempercayakan agen untuk mengambil keputusan dengan mengatasnamakan klub, baik dalam mencari pemain dari klub lain, atau menemukan pembeli untuk pemain yang tidak diinginkan lagi oleh klub.
Agen ini bertindak sebagai perantara antara pembeli dan penjual, yang akan melakukan proses negosiasi hingga muncul kesepakatan final.
3. Pendekatan ilegal
Aturan Premier League mengatakan bahwa pemain yang berada di bawah kontrak sebuah klub, tidak boleh langsung berhubungan dengan klub pembeli tanpa adanya persetujuan tertulis dari klub dia bernaung.
Pada dasarnya, semua penawaran transfer harus dimulai dari nol.
Hal ini tentu saja berbeda dengan kenyataan. Biasanya, pihak klub pembeli sudah menghubungi perwakilan dari pemain untuk menanyakan ketertarikan untuk pindah, sebelum pembahasan berlanjut ke jumlah gaji yang diharapkan.
Sebagian besar dari kesepakatan ini sudah diatur sebelum biaya transfer disepakati antara klub pembeli dan klub penjual.
[video]http://video.kompas.com/e/4731554624001_ackom_pballball[/video]
4. Negosiasi
Tahap ini seharusnya mempertemukan sekelompok orang, mulai dari pemain, agen, manajer, dan orang-orang lainnya yang bersangkutan untuk duduk bersama merundingkan kesepakatan akhir, baik itu biaya penjualan ataupun gaji, dan berujung dengan perbincangan yang panjang.
Namun, kenyataannya sangat berbeda.
Pertemuan negosiasi sering berlangsung singkat. Agen memulai dengan mengutarakan tuntutan pemain, dan seorang pejabat klub (biasanya kepala eksekutif, kepala perekrutan, atau direktur olah raga) menyampaikan pertimbangan dari sisi klub.
Perbincangan yang muncul selama negosiasi sering berhubungan dengan, gaji, bonus, biaya transfer, serta pertimbangan pribadi dan sosial.
Pemain sering absen dalam tahap negosiasi dan mempercayakan kepada agen mereka, sembari terus mengikuti perkembangan dari jauh, hingga muncul keputusan akhir.
5. Dilema pemain
Hal ini sering menjadi masalah tersendiri, kala pemain ragu-ragu dalam transaksi transfer. Pasalnya, setelah disetujui, hidup mereka yang akan berubah.
Pertimbangan pemain sebelum transfer biasanya menyangkut berapa banyak waktu bermain yang akan mereka dapatkan jika mereka pindah klub, apakah mereka perlu mencari tempat tinggal baru atau belajar bahasa baru, apakah mereka akan senang bekerja dengan manajer di klub pembeli, dan terkait durasi kontrak.
Pemain sama seperti orang pada umumnya, mereka menginginkan kesejahteraan.
Namun, jumlah gaji akan memainkan peran besar dalam setiap keputusan akhir.
Baca juga:
- Pep Guardiola Latih Manchester City, Sang Ayah Angkat Bicara
- Zinedine Zidane Dekati Rekor Jose Mourinho
6. Agen
Agen sering dianggap sebagai musuh sepak bola, karena terkadang keberhasilan sebuah transfer berada di bawah kendalinya.
Pada kenyataannya, agen merupakan bagian penting dari permainan, terutama pada saat ini.
Agen dapat digunakan oleh klub untuk mengidentifikasi pemain atau untuk menemukan klub bagi pemain yang ingin dijual. Koneksi mereka sering menjadi alat yang berharga untuk para manajer.
Mereka juga, secara teoritis harus memastikan pemain bisa fokus pada sepak bola, tanpa harus menyibukkan diri dengan negosiasi kontrak dan diskusi. Agen yang baik harus bisa menjadi mentor dan dipercaya sebagai negosiator.
[video]http://video.kompas.com/e/4731309838001_ackom_pballball[/video]
7. Media
Hubungan antara media dan jendela transfer bercampur antara cinta dan benci. Cinta karena banyak cerita yang bisa disalin dan dijadikan berita, tetapi juga benci lantaran memilah-milah kisah omong kosong merupakan proses sulit dan sering mengecewakan.
Wartawan sering menerima bocoran tentang potensi transfer, baik melalui agen ataupun dari sumber lain. Bahkan sekarang seorang sopir taksi bandara bisa memberikan informasi teranyar.
8. Tes kesehatan dan izin kerja
Rintangan terakhir dalam sebuah kesepakatan adalah tes kesehatan dan untuk beberapa pemain, mengenai izin kerja. Tes kesehatan di klub-klub besar berjalan sangat ketat, yang dilakukan di tempat latihan atau rumah sakit swasta.
Akan tetapi, jika klub dan pemain saling sepakat, maka tes kesehatan bisa dinomor duakan. Contohnya adalah Liverpool, ketika mereka meminang Andy Carroll pada Januari 2011. Saat itu, sang striker masih dibekap cedera paha. Pada dasarnya, jika kedua klub dan pemain ingin kesepakatan tetap terjadi, maka semua akan baik-baik saja.
Sementara itu, izin kerja diperlukan untuk setiap pemain di atas usia 16 tahun yang tidak memiliki paspor Uni Eropa.
Pada dasarnya, klub pembeli akan setuju untuk mensponsori pemain selama berada di Inggris. Kemudian, sebuah sertifikat sponsor diterbitkan oleh klub, lalu disampaikan kepada FA (Federasi Sepak Bola Inggris).
FA akan memberikan izin kerja jika pemain yang bersangkutan telah memainkan 75 persen dari pertandingan kompetitif untuk negara dengan peringkat 70 besar FIFA (Federasi Sepak Bola Dunia) dalam dua tahun terakhir.
Kegagalan untuk memenuhi persyaratan ini akan membuat pengajuan ditolak, kecuali dapat dibuktikan bahwa pemain tidak bisa bertanding karena cedera.
Sebuah klub masih dapat mengajukan banding jika aplikasi pertama mereka ditolak.
9. Drama
Batas akhir transfer, terutama pada Januari, sering menimbulkan beragam drama.
Setiap klub mencoba untuk merencanakan semuanya dengan sebaik mungkin, tetapi terkadang muncul efek domino, seperti transfer seorang pemain saling berhubungan dengan yang lainnya.
Contohnya, ketika Gareth Barry pindah ke Everton. Hal itu tergantung pada apakah Marouane Fellaini pindah ke Manchester United. Liverpool juga mendatangkan Andy Carroll karena Fernando Torres hengkang ke Chelsea.
Selain itu, performa buruk atau badai cedera yang dialami oleh sebuah klub dapat menyebabkan kepanikan, terutama jika klub sedang berjuang lolos dari zona degradasi, atau mengejar promosi.
Risiko tidak menambah skuat Anda dalam waktu empat bulan tersisa di musim ini, dianggap sebagai resiko yang terlalu besar. Oleh karena itu "panic-buy" pemain sering terjadi pada hari penutupan jendela transfer.
[video]http://video.kompas.com/e/4731554618001_ackom_pballball[/video]
10. Kesepakatan berhasil
Anda akhirnya sukses memiliki pemain incaran klub.
Semua biaya telah disepakati, persyaratan pribadi pemain telah beres, dan tes kesehatan pun sudah dilakukan. Tinggal penandatanganan dan penyelesaian dokumen dengan Premier League dan FA.
Dan pastikan pemain anyar Anda berfoto dengan tersenyum bersama manajer dan kostum barunya.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Leicester Mercury |
Komentar