Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Adnan Januzaj Terlena Pujian Berlebihan

By Sabtu, 16 Januari 2016 | 14:33 WIB
Adnan Januzaj, saat berlatih bersama Manchester United di Stadion Jan Breydel pada 25 Agustus 2015.
DEAN MOUHTAROPOULOS/GETTY IMAGES
Adnan Januzaj, saat berlatih bersama Manchester United di Stadion Jan Breydel pada 25 Agustus 2015.

Sekitar tiga tahun silam, Adnan Januzaj menjadi sensasi baik di level klub bersama Manchester United maupun di tingkat internasional.

Karier Januzaj menanjak pada 2013/14. Dia mencetak dua gol guna membintangi kemenangan 2-1 United atas Sunderland (5/10/13).

Januzaj segera menjadi idola. Bakatnya bukan hanya memikat United, tapi sejumlah tokoh sepak bola dunia.

Pada awal 2013/14, sang sayap muda dikabarkan menjadi incaran banyak klub Eropa karena kontraknya kedaluwarsa pada Juni 2014.

Cemas kehilangan pemain masa depan, United memperpanjang kontrak Januzaj sampai lima musim. United jelas terpesona talenta Januzaj.

Bukti lain, mereka memberikan nomor punggung 11, nomor milik legenda klub Ryan Giggs, kepada Januzaj pada 2014/15.

Kehebohan juga berlaku di panggung internasional. Januzaj menjadi rebutan empat tim nasional sepak bola: Belgia, Albania, Turki, dan Kosovo. Januzaj adalah pemain kelahiran Belgia berdarah Kosovo-Albania.

Keluarga dari sang ibu pernah tinggal di Turki. Hal-hal itu yang menjadi penyebab ketersediaan Januzaj untuk empat timnas itu.

Pelatih timnas Inggris, Roy Hodgson, bahkan turut tertarik kepada Januzaj. Padahal, aturan di Inggris menegaskan seseorang yang berusia di bawah 18 tahun harus menetap selama minimal lima tahun di negeri itu untuk mendapatkan status kewarganegaraan.

Hodgson menyatakan siap untuk menunggu Januzaj, yang baru tinggal di Inggris sejak 2011. Belgia, yang mendekati Januzaj sejak medio 2013, akhirnya memiliki Januzaj pada April 2014.

Pelatih Marc Wilmots menyertakan Januzaj ke Piala Dunia 2014, keputusan yang memicu perdebatan dari beberapa pemain Belgia seperti Kevin Mirallas dan Radja Nainggolan.

Radja, yang bermain bagus bagi Roma pada 2013/14 dan berpengalaman memperkuat Belgia, kehilangan tempat di PD 2014.

Segala momen di atas adalah masa lalu. Januzaj sedang tak istimewa.

Pada 6 Januari 2016, Januzaj pulang ke United setelah bermain sebagai pinjaman di klub Jerman, Borussia Dortmund, sejak akhir Agustus 2015.

Berita tersebut mengejutkan mengingat pada awalnya Januzaj bakal menghabiskan 2015/16 di Dortmund.

Bahkan, kabarnya Januzaj dapat hijrah ke Dortmund secara permanen pada akhir musim.

Tak disangka, Dortmund malah memulangkan Januzaj. Yang lebih mengejutkan, klub Bundesliga itu melontarkan pernyataan negatif tentang Januzaj, yang cuma tampil enam kali di Bundesliga 2015/16.

“Menyedihkan Januzaj tidak memperlihatkan gairah dan sikap yang diperlukan untuk berkembang pada usianya. Menurut saya, ia tidak pernah sepenuhnya bersama kami. Sebagian dari dirinya selalu tinggal di United,” ujar pelatih Dortmund, Thomas Tuchel.

“Januzaj selalu membandingkan segalanya di Dortmund dengan United. Kami tidak mampu untuk membantunya,” kata Tuchel.


Adnan Januzaj, hanya menjadi penghuni bangku cadangan di Borussia Dortmund.(Sacha Steinbach/Getty Images)

Bila perkataan Tuchel benar, sikap Januzaj itu mencerminkan seseorang yang terlena akan pujian dan terlalu puas akan diri sendiri.

Sikap tersebut sesungguhnya sudah terlihat sebelum Januzaj dipinjamkan ke Dortmund.

Manajer United, Louis van Gaal, mengatakan Januzaj memilih bermain sebagai pinjaman di Dortmund karena tidak nyaman berperan sebagai pemain nomor 9 atau nomor 10.

"Saya sudah lebih dulu mengatakan kepadanya bahwa pergi ke Dortmund adalah risiko besar. Saya menginginkannya di EPL, tapi dia memilih Dortmund. Saya yakin dia punya talenta untuk bermain, tapi dia harus belajar banyak hal, termasuk karakter," ujar Van Gaal di Sky Sports.

Sebelum pergi ke Dortmund, Januzaj tampil cukup baik bagi United dengan menyarangkan satu gol dari dua penampilan di EPL musim ini.

Tak heran, Van Gaal menegaskan dirinya masih percaya kepada Januzaj. Kini keputusan untuk berkembang menjadi pesepak bola yang lebih baik lagi ada pada Januzaj.

"Adnan meminta kesempatan kedua. United adalah klub yang peduli kepada semua pemain. Saya percaya kepada talenta Adnan," ujar Van Gaal.

Belajar dari Pogba

Akademi United sudah lama tidak menghasilkan pemain berkelas yang tembus ke tim utama macam Giggs, Paul Scholes, Gary Neville, dan David Beckham.

Jebolan akademi United terbaik saat ini justru tak lagi menjadi bagian dari Old Trafford. Sosok yang dimaksud ialah Paul Pogba.

Meninggalkan United pada 2012 demi Juventus, pemain berusia 22 tahun itu adalah sosok di balik kesuksesan Si Nyonya Tua meraih tiga titel Serie A beruntun dan menjadi finalis Liga Champion 2014/15.

[video]http://video.kompas.com/e/4697710179001_ackom_pballball[/video]

Baru-baru ini, Pogba melontarkan pernyataan tentang bekas klubnya.

“Orang-orang perlu tahu bahwa tidak ada yang mudah di Juventus. Di United, saya merasa sedang berlibur. Di Juve, kami bekerja begitu keras,” ucap Pogba kepada La Stampa.

Terlepas dari kebenaran pernyataan Pogba, para pemain muda United, termasuk Januzaj, perlu mengikuti sikap Pogba jika ingin sukses.

Seperti Januzaj, Pogba juga mendapat banyak pujian soal talentanya saat masih di level junior. Namun, pemain asal Prancis itu menyikapinya dengan cara bekerja lebih keras, bukan termakan pujian.

Penulis: Theresia Simanjuntak

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X