Kancah Piala FA belum tamat bagi Leicester City. Pada Minggu (10/1), The Foxes bermain imbang 2-2 dengan Tottenham Hotspur. Ada kegembiraan yang menyeruak.
Namun, tak kurang pula kegamangan menyergap Leicester. Pasalnya, hanya berselang tiga hari kemudian, yaitu pada Rabu (13/1), Leicester sudah berkeringat lagi di tengah pekan, kali ini di kancah Premier League.
Padahal, tiga hari hari kemudian ke akhir pekan, pertarungan Premier League juga tetap berlangsung.
Artinya, dalam waktu sepekan ada tiga pertandingan yang dilakoni Leicester.
Belum lagi hasil imbang 2-2 dengan Tottenham di ajang Piala FA menyebabkan bakal ada pertandingan ulang.
Bagi Leicester, siapa pun lawan tak perlu gentar dihadapi. Yang perlu ditakuti adalah kelelahan yang menimpa pemain, baik fisik maupun psikologis.
Dampak kelelahan akan berpengaruh besar pada kinerja tim. Manajer Claudio Ranieri sampai berkata bahwa kompetisi Inggris sungguh gila jika menyimak jadwal ketat tersebut.
“Bahkan, saat ini seperti tak seorang pun ingin memenangi liga. Hal ini sangat aneh,” kata Ranieri.
Ranieri benar. Sekarang kecenderungan yang ada ialah tim-tim besar lebih suka menepis status sebagai favorit juara.
Alasannya, di kompetisi kali ini tak ada lawan yang mudah, sedangkan jadwal begitu ketat.
Leicester jelas tak bisa melengos dari kondisi yang sama sehingga Ranieri mengatakan pada anak buahnya untuk tidak berandai-andai. Si Rubah sejauh ini sukses memelihara kejutan dengan tampil konsisten sejak awal musim.
Hasilnya, Leicester mampu menembus papan atas dan menempati posisi kedua hingga pekan ke-19 Premier League sekaligus menggapai target 40 angka.
Tak hanya itu, bintang Leicester seperti Jamie Vardy dan Riyad Mahrez pun mulai kencang digoda klub-klub besar.
"Kami seharusnya berada di tempat parkir bawah tanah (tim papan bawah), tapi sekarang di papan atas. Apa yang sedang terjadi merupakan keajaiban dan harus dipertahankan," kata Ranieri.
Godaan Kencang
Karena itu, untuk bisa bertahan Ranieri sampai-sampai berdoa agar dua pesaing utama di wilayah empat besar, yaitu Manchester City dan Arsenal, melaju hingga final Liga Champion.
Ranieri berharap Arsenal dan City terpecah konsentrasinya sehingga Leicester bisa berada di wilayah empat besar klasemen Premier League di akhir musim.
Namun, Leicester tak hanya perlu menguatkan diri dalam menjaga performa tim, tapi juga menjaga materi pemainnya dari godaan klub-klub besar.
Godaan tersebut kian kencang terutama pada Januari ini, di mana bursa transfer sudah dibuka.
Media Inggris saat ini gencar mengabarkan Chelsea, Manchester City, dan Manchester United tengah mengamati Vardy.
Dia masih menyisakan kontrak dua setengah tahun di King Power Stadium dan mengatakan akan fokus pada klubnya sekarang.
[video]http://video.kompas.com/e/4702887898001_ackom_pballball[/video]
"Kami sudah meraih 40 poin. Hal itu yang mulanya diinginkan manajer dan kami sudah meraihnya sekarang. Akan dilihat apa tujuan kami berikutnya. Prioritas utama saya sekarang ialah bagaimana membawa tim finis di empat besar,” kata Vardy.
Ranieri jelas tidak bisa menutup mata pada kemungkinan tercurinya pemain andalan dari susunan formasinya.
Seperti kata Ranieri sendiri bahwa Premier League merupakan kompetisi yang gila, maka di bursa transfer nilai pemain pun bisa gila-gilaan dan mampu memabukkan siapa pun.
Ranieri bilang Leciester berharap bisa tampil seperti paruh musim pertama sehingga bisa meraih tambahan poin lagi sebanyak 39 atau 40.
Akan tetapi, jika tim tidak lagi tampil utuh, rasanya perjalanan Leicester akan sulit.
Penulis: Dedi Rinaldi
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar