Mourinho tampaknya belum bisa melupakan romantisme 2005, di mana dia dan JT bersama-sama merebut trofi Premier League untuk pertama kalinya bagi Chelsea.
Terry dianggap sebagai inti dari evolusi di Chelsea.
Karena itu, saat Mourinho kembali ke Chelsea, JT tetap menjadi bagian penting dari ambisi The Special One.
“Dia pemain orisinal Chelsea dan sama sekali bukan lelucon,” kata Mourinho ketika itu.
Ancaman Degradasi
Terry sendiri menyatakan dirinya berharap aksi saat melawan Everton itu bisa meyakinkan klub untuk memperpanjang kontraknya selama satu tahun lagi.
"Ketika berada di usia tertentu, orang akan berbicara: 'Dia 35 tahun, hampir 36. Kakinya sudah tidak ada'. Tapi, saya tidak pernah punya 'kaki', sesederhana itu. Saya tidak pernah menjadi pemain yang cepat," kata JT seperti dikutip dari Guardian.
"Dalam hal fisik, saya merasa sebaik dua atau tiga tahun lalu. Saya masih lapar, ingin tetap di sini," lanjutnya.
Sekarang, jika ingin dirinya dianggap masih ada, maka JT harus matian-matian pada sisa perjalanan sejak kini sampai Mei nanti.
Pasalnya, hasil imbang melawan Everton sudah menciptakan kekhawatiran di kubu Chelsea tentang jeratan degradasi.
Meskipun sejak ditangani Guus Hiddink belum terkalahkan, The Blues belum juga mampu keluar dari wilayah papan bawah.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA 2.650 |
Komentar