Hal itu berbeda dengan Spalletti, yang lebih kaya dengan variasi taktik. Sepanjang musim 2006-2007 atau periode tersuksesnya di Roma, ia memakai 4-3-2-1, 4-2-3-1, 4-1-3-2, 4-3-3, hingga 4-1-4-1.
Metode adaptif ini diyakini sebagai solusi memberdayakan kualitas personel sesuai kebutuhan permainan.
Maksimalkan Pemain
Spalletti ialah orang yang berjasa besar mengubah peran Francesco Totti dari sosok trequartista ulung di Italia menjadi prima punta alias penyerang tengah yang subur. Inovasi itu terjadi di musim 2006-2007.
Oleh Spalletti, Totti sering dipasang sebagai bomber tunggal dalam skema 4-2-3-1. Sang kapten pun sukses menjalankan tugas tersebut dan mengakhiri musim sebagai raja gol Serie A.
Keahlian memaksimalkan potensi pemain itulah yang menjadi nilai plus Spalletti. Siapa tahu dengan masuknya sang pelatih, Totti dapat kembali vital menyokong klub meski sudah memasuki usia senja.
Atau, nantikan pula bagaimana cara Spalletti membangkitkan Edin Dzeko dan Mohamed Salah.
Editor | : | |
Sumber | : | ESPN, La Gazzetta dello Sport |
Komentar