Jika ada satu negara yang pantas digusur dari daftar pekerja asing yang ada di tubuh Manchester United, negara itu tak lain ialah Belanda.
Pada Premier League musim 2015-2016, sosok asal Belanda cukup dominan di United.
Manajer Louis van Gaal, gelandang Memphis Depay, dan bek Daley Blind merupakan sosok-sosok yang terus terlihat setiap pekan dalam laga-laga United.
Karena itu, semua sosok asal Belanda tersebut tak bisa dilepaskan dari performa buruk United sekarang. Hasil imbang 0-0 melawan Chelsea (28/12/2015) tak pelak merupakan penegasan bahwa bulan Desember 2015 benar-benar masa kelabu bagi United.
Tidak satu pun kemenangan bisa diraih dari lima laga Premier League sepanjang Desember.
[video]http://video.kompas.com/e/4678057376001_ackom_pballball[/video]
Setan Merah mengemas tiga kekalahan.
Yang lebih mengenaskan, kekalahan tersebut diderita dari klub-klub yang jauh di bawah level United, yaitu Bournemouth, Norwich City, dan Stoke City.
Selebihnya, hasil imbang melawan West Ham United dan Chelsea. Akan tetapi, hasil imbang melawan Chelsea pada pengujung tahun 2015 juga menandakan terjunnya performa United secara signifikan.
Sejak November sampai Desember, Setan Merah tercatat tak pernah menang dalam delapan laga di semua kompetisi.
Hal tersebut merupakan kejadian pertama kali sejak musim 1990.
Jika ada orang pertama yang harus bertanggung jawab, dia adalah Van Gaal.
Yang menjadi pertanyaan, usai laga melawan Chelsea, belum ada tanda-tanda dirinya bakal digusur meski sudah banyak suara yang menginginkan LvG pergi.
Padahal, sudah banyak suporter United yang secara atraktif membawa spanduk menginginkan mantan pelatih Chelsea, Jose Mourinho, menjadi suksesor Van Gaal saat Setan Merah bertemu Chelsea di Old Trafford.
Performa Sampah
Van Gaal bukan tidak tahu pergerakan yang menginginkan dirinya pergi. “Apa yang telah terjadi kepada Mourinho bisa terjadi pula kepada saya,” kata Van Gaal.
Hanya, di sisi lain, Van Gaal masih mampu berkelit dengan mengatakan siapa pun boleh berkata bahwa dirinya gagal dalam pekerjaan, tapi pada akhirnya para pemain juga gagal melakukan tugasnya.
“Anda boleh bilang saya gagal, tetapi saya pikir tidak sesederhana itu,” katanya.
Bisa jadi Van Gaal tidak mau disalahkan sendirian, sekaligus sebagai aksi pembelaan terhadap “kesalahannya” mendatangkan Depay dari PSV Eindhoven dengan harga mahal, tapi gagal memenuhi ekspektasi.
Sempat disebut-sebut sebagai the next Ronaldo, Depay justru kerap mengundang tatapan sinis lantaran tingkahnya yang berlebihan, mengalahkan penampilan di lapangan.
Beberapa waktu lalu, di tengah performanya yang mengundang banyak kritik, Depay malah tertangkap kamera mengendarai mobil mewah Rolls-Royce Phantom Drophead Coupe seharga 240 ribu pound atau setara dengan lima miliar rupiah.
Media Inggris yang terkenal nyinyir lantas mengecapnya sebagai pemain dengan gaya hidup mewah, tetapi memberikan performa sampah kepada tim.
Satu-satunya sosok asal Belanda yang masih memberikan harapan tinggal Blind.
Bisa bermain sebagai gelandang bertahan dan bek tengah, kekurangan yang paling terlihat dari dia ialah fisiknya yang kerap keteteran bertarung dengan pemain-pemain berukuran besar di Premier League.
Selebihnya, Blind memiliki teknik bagus dan kemampuan membaca pertandingan. Selain itu, pemain tersebut juga cenderung tidak bermasalah dalam kehidupan pribadinya.
Sangat berbeda dari Depay, yang suka pamer karena terjangkit culture shock atau gegar budaya berada di klub dan kota besar.
United pernah sukses dengan pemain-pemain asal Belanda, seperti striker Ruud van Nistelrooy dan bek Jaap Stam.
Namun, mutu pekerja impor dari Belanda saat ini memang berbeda jauh dari masa lalu.
Penulis: Dedi Rinaldi
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA Edisi 2.647 |
Komentar