Terlepas dari banyak pihak yang menilai Lorenzo menjadi juara berkat "bantuan" dari Marquez, dia tetap layak menyandang gelar juara dunia.
Lorenzo tercatat sebagai pebalap yang paling banyak memenangi balapan, yaitu tujuh kali. Jika dibandingkan dengan Rossi, Lorenzo juga lebih banyak meraih pole position dan fastest lap.
"Saya layak mendapatkan gelar juara dunia. Jika melihat statistik, bandingkan dengan rival. Saya mengalahkan dia dalam segalanya," ujar pebalap berusia 28 tahun itu.
Kontroversi Rossi-Marquez
Rossi dan Marquez merupakan dua pebalap teratas pada musim sebelumnya. Pada 2015, persaingan keduanya berujung ke hal-hal kontroversial.
Di GP Argentina (19/4/2015), Marquez terjatuh ketika berusaha mengambil alih kembali posisi pemimpin balapan. Di GP Belanda (27/6/2015), The Baby Alien kembali didikte The Doctor melalui "teknik" memotong gravel di lap terakhir.
Rivalitas juara beda generasi itu memuncak kala Rossi menuding Marquez membantu Lorenzo, yang notabene merupakan rekan senegara Marquez di GP Australia (18/10/2015).
Tudingan itu berujung pada "tendangan" Rossi yang membuat Marquez terjatuh pada GP Malaysia seminggu berikutnya. Rossi pun dihukum start dari posisi
terakhir di GP Valencia (8/11/2015) sekaligus menerima pengurangan tiga angka di klasemen.
Di Valencia, banyak yang menuding Marquez "mengawal" Lorenzo agar tetap berada di posisi pertama sehingga perjuangan Rossi yang menyodok 22 posisi menjadi sia-sia. Rossi akhirnya harus rela menyerahkan gelar juara dunia kepada Lorenzo.
Penulis : CW-1
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA Edisi 2.647 |
Komentar