Musim balap MotoGP 2015 bisa menjadi salah satu musim yang selalu dikenang. Selain adegan bersalip-salipan, musim ini juga dikenang sebagai salah satu yang penuh dengan kontroversi.
Supremasi Yamaha
Yamaha merebut predikat sebagai produsen motor terbaik pada musim 2015. Tim pabrikannya, Movistar Yamaha, hanya sekali gagal menempatkan pebalap di podium utama, yaitu ketika GP San Marino (13/9/2015).
Dua pebalap Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi, bersaing untuk memperebutkan gelar juara dunia. Lorenzo akhirnya menjadi juara dunia setelah memenangi seri terakhir di GP Valencia (8/11/2015).
Kebangkitan Yamaha sekaligus memutus dominasi Honda dan Marc Marquez selama dua musim terakhir. Marquez hanya finis di posisi ketiga klasemen pebalap, berselisih 83 poin dari Rossi.
Antiklimaks Rossi
Musim 2015 berakhir anti klimaks bagi Valentino Rossi. Memimpin klasemen balapan di 16 seri, Rossi akhirnya disalip oleh Jorge Lorenzo di seri terakhir, Valencia.
"Harus diakui bahwa saya meraih hasil bagus musim ini meski berakhir menyedihkan," kata Rossi.
"Saya harus hidup dengan kekecewaan yang saya rasa kalian juga tidak akan pernah bisa mengatasi sepenuhnya," ucap pebalap Italia berusia 36 tahun itu.
Lorenzo Layak Juara
Terlepas dari banyak pihak yang menilai Lorenzo menjadi juara berkat "bantuan" dari Marquez, dia tetap layak menyandang gelar juara dunia.
Lorenzo tercatat sebagai pebalap yang paling banyak memenangi balapan, yaitu tujuh kali. Jika dibandingkan dengan Rossi, Lorenzo juga lebih banyak meraih pole position dan fastest lap.
"Saya layak mendapatkan gelar juara dunia. Jika melihat statistik, bandingkan dengan rival. Saya mengalahkan dia dalam segalanya," ujar pebalap berusia 28 tahun itu.
Kontroversi Rossi-Marquez
Rossi dan Marquez merupakan dua pebalap teratas pada musim sebelumnya. Pada 2015, persaingan keduanya berujung ke hal-hal kontroversial.
Di GP Argentina (19/4/2015), Marquez terjatuh ketika berusaha mengambil alih kembali posisi pemimpin balapan. Di GP Belanda (27/6/2015), The Baby Alien kembali didikte The Doctor melalui "teknik" memotong gravel di lap terakhir.
Rivalitas juara beda generasi itu memuncak kala Rossi menuding Marquez membantu Lorenzo, yang notabene merupakan rekan senegara Marquez di GP Australia (18/10/2015).
Tudingan itu berujung pada "tendangan" Rossi yang membuat Marquez terjatuh pada GP Malaysia seminggu berikutnya. Rossi pun dihukum start dari posisi
terakhir di GP Valencia (8/11/2015) sekaligus menerima pengurangan tiga angka di klasemen.
Di Valencia, banyak yang menuding Marquez "mengawal" Lorenzo agar tetap berada di posisi pertama sehingga perjuangan Rossi yang menyodok 22 posisi menjadi sia-sia. Rossi akhirnya harus rela menyerahkan gelar juara dunia kepada Lorenzo.
Penulis : CW-1
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA Edisi 2.647 |
Komentar