Hal yang digarisbawahi Mancini boleh jadi ialah efektivitas serangan Ljajic lebih maksimal jika ditempatkan secara horizontal dengan Stevan Jovetic. Belakangan, komunikasi ala telepatik antara keduanya seperti kembali terjalin.
Ljajic dan Jovetic pernah membentuk kombinasi yang ampuh di Fiorentina pada 2010-2013.
"Saya tahu dia ingin bermain dengan Jovetic lagi. Mereka tampil bagus di Fiorentina dan saya yakin keduanya juga akan berkombinasi secara baik di Inter," kata Mancini.
Momen paling gemilang sejauh ini bagi Ljajic adalah pada laga terbaru tatkala Inter memukul Frosinone 4-0 (22/11/2015). Ia memborong dua assist, masing-masing untuk gol Icardi dan Marcelo Brozovic.
Pria pemilik garis keturunan etnis Bosnia itu pun menjadi raja assist sementara Inter musim ini dengan jumlah tiga buah. Soal kreativitas menciptakan peluang, Ljajic juga terdepan dengan catatan rata-rata tiga operan kunci per gim, tertinggi di klub, bahkan di liga.
[video]http://video.kompas.com/e/4627948199001_ackom_pballball[/video]
Kalau Ljajic konsisten mempertahankan tren seperti ini, bukan tak mungkin prospek Inter menebusnya secara permanen bakal semakin cerah. Namun, ia masih punya target yang belum terwujud: mencetak gol.
Sampai pekan ke-13, Ljajic belum mencatatkan nama di papan skor. Kejadian terakhir dirinya mencetak gol dalam partai Serie A muncul ketika masih membela Roma, 8 Februari silam. Akankah penantian selama sembilan bulan itu tuntas pada akhir November ini saat Inter bertandang ke Napoli?
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | La Gazzetta dello Sport |
Komentar