Secara bertahap, filosofi Klopp mampu diserap awak Liverpool. Reds lebih berenergi dan tampak mulus kala melakoni transisi dari permainan penguasaan bola ke skema menyerang balik.
Efisiensi peluang mereka juga meningkat. Bersama Klopp, Liverpool hanya membutuhkan rata-rata sembilan tembakan guna menghasilkan satu gol di liga. Bandingkan dengan rasio pada era Rodgers musim ini, yang mencapai 15 upaya untuk mencetak satu gol!
Namun, media Inggris masih menyebut mereka malu-malu melepas tembakan. Saat melawan Swansea, Liverpool tak melepas satu pun percobaan akurat di babak pertama. Total, Reds cuma punya dua tembakan tepat sasaran dari 10 tembakan sepanjang laga.
Wajar apabila rata-rata tembakan tim sedikit lebih tinggi bareng Rodgers. Bayangkan berapa gol yang bisa mereka cetak bermodalkan efisiensi seperti sekarang, tapi dengan usaha membuat peluang lebih sering.
"Banyak tekanan untuk para pemain, tapi sangat penting bahwa Anda harus berada di tempat yang tepat untuk mengambil keputusan," ucap Klopp, meminta anak asuhnya lebih rajin bikin peluang.
Tren Positif
Ketika ditinggal Rodgers, Liverpool menghuni peringkat 10 di klasemen dan tertinggal enam poin dari pucuk klasemen. Bersama Klopp, Reds naik empat titik, tapi jarak mereka dari puncak masih enam angka.
Meski begitu, James Milner cs. sedang melakoni tren positif karena meraup tujuh kemenangan dalam delapan laga pamungkas di berbagai ajang.
Walau hanya menang tipis atas Swansea berkat gol penalti Milner, Liverpool dipuji karena menunjukkan rasa lapar untuk menang. Klopp juga membawa klub lolos ke fase gugur Liga Europa.
"Manajer telah membantu kami meningkatkan mentalitas pemenang," ucap bek Dejan Lovren di Liverpool Echo.
Penulis: Beri Bagja
[video]http://video.kompas.com/e/4647961529001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.643 |
Komentar