Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Gianluigi Donnarumma tentang Momen Debut dan Masa Remaja

By Theresia Simanjuntak - Sabtu, 21 November 2015 | 09:15 WIB
Gianluigi Donnarumma bahagia menjadi kiper utama Milan.
CLAUDIO VILLA/Getty Images
Gianluigi Donnarumma bahagia menjadi kiper utama Milan.

Setidaknya selama hampir sebulan terakhir, Gianluigi Donnarumma bak hidup di alam mimpi, terhitung sejak ia melakoni debut di tim senior bersama Milan.

Siapa yang menyangka kiper masih berusia 16 tahun dapat menjadi kiper utama untuk klub yang memiliki sejarah hebat seperti AC Milan?

Sejak awal 2015-16, Donnarumma hanya tahu dirinya berstatus kiper ketiga Si Merah Hitam, di belakang Diego Lopez dan Christian Abbiati.

Namun, performa tak meyakinkan Lopez mengubah segalanya. Eks kiper Real Madrid itu gagal membuat clean sheet dan kebobolan 14 gol dalam delapan laga Serie A 2015-16.

Pelatih Milan, Sinisa Mihajlovic, memutuskan Donnarumma bermain pada pekan kesembilan liga kontra Sassuolo (25/10/2015). Hasilnya, Milan menang 2-1.

Sejak saat itu, Donnarumma menyandang status penjaga gawang nomor satu di Milan.

Tampil empat kali di Serie A musim ini, ia cuma menderita dua gol, membuat dua clean sheet, dan membantu Milan menang tiga kali dan imbang sekali.

Berkat performa impresif tersebut, Donnarumma digadang-gadang sebagai penerus kiper nomor satu tim nasional Italia saat ini, Gianluigi Buffon (37).

Donnarumma berpeluang menghadapi Buffon untuk pertama kalinya sebagai lawan saat Milan menyambangi rumah Juventus (21/11/2015).

Kepada La Gazzetta dello Sport, Donnarumma mengisahkan pencapaiannya di Milan saat ini dan label sebagai suksesor Buffon di Italia.

Apakah Anda ingat momen ketika Mihajlovic mengatakan Anda akan bermain melawan Sassuolo?
Ya, ia mengatakannya sehari sebelum laga. Pelatih memanggil saya ke ruang ganti, berbicara sedikit, lalu mengatakan keputusannya.

Apa reaksi Anda?
Rasanya luar biasa. Saya biasanya dapat mengendalikan emosi, tapi kala itu sulit melakukannya setelah mendengar hal tersebut. Usai berlatih, saya menelepon orang tua dan meminta mereka untuk datang melihat aksi saya. Saya selalu ingin menjadi kiper. Ketika masih kecil, saya selalu ingin bermain di gawang.

Anda masih sekolah. Bagaimana Anda menyeimbangkan sekolah dengan sepak bola?
Tergantung kapan waktu pelaksanaannya. Jika saya berlatih pada sore hari, maka saya ke sekolah pada pagi hari.

Apakah Anda sekarang dapat bersenang-senang sebagaimana layaknya seorang remaja 16 tahun?
Saya pergi bersama teman-teman di malam hari, tapi saya tidak melakukan sesuatu yang gila. Kini, orang-orang meminta tanda tangan dan foto bersama saya. Rasanya menyenangkan.

Sejauh ini, Anda sudah bermain di San Siro dan Stadio Olimpico. Pada Sabtu, Anda bermain di J-Stadium. Apakah Anda merasa tekanan?
Saya tidak merasakannya. San Siro sudah pasti stadion yang besar. J-Stadium juga akan memiliki atmosfer yang hebat. Namun, saya tidak cemas.

Sejauh ini, yang mana merupakan penyelamatan terbaik Anda?
Saat mementahkan tembakan Alberto Grassi dari Atalanta (7/11/2015). Penyelamatan itu menggunakan kaki dan saya sedang terjatuh ke arah yang berlawanan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : BOLA Sabtu edisi 3


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X