Honda, Ducati, dan Aprilia menjalani tes di Sirkuit Jerez, Spanyol, pada 25-27 November. Ketiga pabrikan tersebut memanfaatkan tes untuk menguji mesin, electronic control unit (ECU) baru, dan ban Michelin.
Honda menemui banyak masalah sepanjang tiga hari tes, terutama pada mesin 2016.
Marc Marquez dan Dani Pedrosa mengungkapkan mesin motor Honda RC213V masih terlalu agresif dan sulit dikontrol meski karakternya berbeda dengan mesin musim 2015.
Mesin yang terlalu agresif merupakan problem utama Honda pada musim lalu dan diduga menjadi penyebab utama di balik kegagalan Marquez dalam mempertahankan titel.
“Mesin tahun lalu agresif di bagian atas, tahun ini di bagian bawah. Kadang muncul wheelie (ban depan naik ke atas), kadang tidak. Kami harus menemukan keseimbangan supaya motor bisa lebih maksimal dalam berakselerasi,” kata Marquez di situs resmi Honda Racing Corporation.
Honda harus segera membuat keputusan tepat berdasarkan masukan dari Marquez dan Pedrosa jika tak ingin mengalami nasib yang sama seperti musim lalu saat mereka terlambat mengubah desain mesin.
“Mesin tahun ini membuat motor sangat sulit dikendalikan. Karena itu, kami tak boleh melakukan kesalahan yang sama,” ujar Pedrosa.
Honda tak banyak menguji ECU di Jerez. Namun, Pedrosa menyebut sudah banyak perkembangan yang diperlihatkan Honda dibanding tes di Valencia.
“Wheelie dan traksi kontrol sudah lebih halus. Motor lebih mudah dikendalikan,” kata Pedrosa.
Di sisi lain, masalah Ducati tak sebesar Honda karena mesin Desmosedici lebih bersahabat dibanding RC213V.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BOLA SABTU No. 004/28 November 2015 |
Komentar