Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Laga Bersejarah Jerman Vs Belanda, dari Saling Tonjok sampai Saling Meludah

By Jumat, 13 November 2015 | 17:45 WIB
Keributan yang tak terlupakan antara Rijkaard dan Voeller di Piala Dunia 1990.
DAVE CANNON/ALLSPORT
Keributan yang tak terlupakan antara Rijkaard dan Voeller di Piala Dunia 1990.

Jerman dan Belanda bukan hanya bertetangga di Eropa. Di sepak bola, kedua negara itu juga memiliki rivalitas sendiri yang melegenda.

Persaingan mereka sudah muncul sejak zaman Perang Dunia II dengan munculnya sentimen anti-Jerman. Selama lima tahun pendudukan Jerman, lebih dari seperempat juta warga Belanda tewas dan negara itu porak-poranda.

Menjelang laga persahabatan Jerman kontra Belanda di HDI Arena, Hannover, Selasa (17/11), kenangan akan partai-partai panas pada masa lalu pun terkuak lagi. Pada Kualifikasi Euro 2016 yang baru berlalu, kedua tim bernasib berbeda. Jerman melenggang ke Prancis sedangkan Belanda gagal.

Secara total, kedua tim sudah 49 kali bertemu. Hasilnya, Jerman menang 17 kali, Belanda 16 kali, dan sisanya imbang. Skor terbesar dicatat pada 21 Oktober 1959 ketika Jerman (Barat) mempermalukan tetangganya itu dengan tujuh gol tanpa balas.

Berikut lima momen paling dikenang dalam sejarah pertemuan Tim Panser dan Tim Oranye.

1. Final Piala Dunia 1974

Final Piala Dunia 1974 di Stadion Olimpiade Muenchen, Jerman Barat, ialah pertemuan pertama Tim Panser dan Tim Oranye sejak 1945 atau sejak berakhirnya Perang Dunia II.

Belanda, yang diperkuat bintang-bintang macam Johan Cruyff dan Johan Neeskens serta gaya total football yang sangat terkenal itu, sebenarnya lebih difavoritkan untuk menjadi kampiun.

Jerman juga memiliki sederet bintang macam Der Kaiser Franz Beckenbauer, Ulli Hoeness, Paul Breitner, dan Gerd Mueller.

Tak lama setelah wasit meniup peluit tanda dimulainya pertandingan, Belanda langsung unggul 1-0 setelah Cruyff dijatuhkan di kotak penalti dan eksekusi diambil oleh Neeskens.

Jerman membalas pada menit ke-25, juga lewat titik penalti, yang diambil Breitner. Mueller memastikan kemenangan pada menit ke-43.

2. Partai Perkelahian

Ada yang menarik dari pertemuan Jerman dan Belanda pada fase grup Piala Eropa 1980 di Napoli, Italia. Klaus Allofs sukses memborong semua gol Jerman pada laga yang berakhir dengan skor 3-2 itu.

Namun, bukan nama Allofs yang banyak diperbincangkan melainkan Toni Schumacher. Sang kiper berkelahi di lapangan dengan bek Belanda, Huub Stevens, yang terlebih dulu meninju perutnya.

Bukan hanya itu suasana panas yang terjadi Stadion San Paolo. Emosi pemain sayap kanan Belanda, Rene van de Kerkhof, tersulut dan nyaris menonjok mata Bernd Schuster. Wasit asal Prancis, Robert Wurtz, harus bekerja keras dalam pertandingan ini.


Suasana panas antara Toni Schumacher dan Huub Stevens (12).()

3. Dipermalukan di Kandang

Sentimen anti-Jerman juga terjadi pada semifinal Piala Eropa 1988, yang justru berlangsung di Jerman Barat, yakni di Hamburg.

Setelah berbagi angka 1-1 lewat penalti Lothar Matthaus dan Ronald Koeman, striker Belanda, Marco van Basten, mempermalukan tuan rumah lewat gol yang dibuatnya hanya dua menit sebelum pertandingan usai.

Setelah pertandingan, Koeman berlagak mengelap pantatnya dengan kaus bek lawan, Olaf Thon, seperti layaknya menggunakan kertas toilet. Rakyat Jerman pun murka karena merasa terhina. Belanda keluar sebagai juara setelah mengalahkan Uni Soviet di final. Namun, pelatih Rinus Michels menganggap laga melawan Jerman sebagai final yang sesungguhnya.

4. Matthaus = Hitler

Sebuah spanduk dibentangkan pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 1990 di Rotterdam, Belanda, 26 April 1989. Isinya, menyamakan kapten Jerman Barat, Lothar Matthaus, dengan sang diktator semasa Perang Dunia II, Adolf Hitler. Laga ini hanya berakhir imbang 1-1.

5. Laga Ludah

Satu lagi partai yang tak terlupakan karena diwarnai kekerasan fisik ialah babak 16 besar Piala Dunia 1990 Italia di Stadion San Siro, Milan.

Bek Belanda, Frank Rijkaard, menerima kartu kuning pada menit ke-22 karena dianggap telah melanggar striker Jerman, Rudi Voeller.

Rijkaard menganggap Voeller hanya pura-pura terjatuh dan menjadi naik darah. Ia pun meludahi rambut keriting Voeller.

Jerman Barat mendapat hadiah tendangan bebas dan Voeller berjibaku dengan kiper Belanda, Hans van Breu kelen. Rijkaard kembali naik darah dan menjambak rambut Voeller.

Keduanya bertengkar sehingga wasit Juan Carlos Loustau asal Argentina terpaksa mengusir mereka dari lapangan. Kemarahan Rijkaard belum reda dan ia kembali meludahi rambut Voeller saat berjalan meninggalkan lapangan.

Jerman Barat memenangi pertandingan dengan skor 2-1 dan kemudian menjadi juara.

Penulis: Rahayu Widiyarti

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Pipit Puspita Rini
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.640


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X