Salah satu alasan utama kemunduran sang pemain adalah ia menuruti permintaan Jose Mourinho. Fabregas terisolasi dari permainan apabila turun sebagai salah satu double pivot di lini tengah The Blues. Belum lagi, kontribusi bertahannya jauh dari seksi. Fabregas hanya memenangi rataan 1,80 tekel per laga, kecil jika dibanding gelandang bertahan spesialis seperti Morgan Schneiderlin di Man United (2,11/laga) dan Francis Coquelin di Arsenal (3/laga).
Kendati memulai kariernya sebagai gelandang bertahan, ia tampak sudah asing dengan peran tersebut.
5. Instabilitas di puncak berpengaruh kepadanya
Disiplin tengah merosot di kubu Chelsea. Kemunduran terkini datang kala Chelsea terkena tujuh kartu kuning pada laga kontra West Ham. Pelatih Mourinho harus mengawasi laga dari tribune penonton pada babak kedua setelah berusaha mendatangi ruang wasit saat turun minum. Ia pun tak menghadiri konferensi pers pascalaga.
Menurut pandit BBC dan eks gelandang Liverpool serta Fulham, Danny Murphy, perilaku ini pasti berpengaruh ke Fabregas dan rekan-rekannya. "Para pemain pasti berpikir 'apa yang ia lakukan? Kami perlu sang pelatih di sini.' Para pemain pasti akan bereaksi positif bila melihat seorang manajer yang melakukan hal-hal benar dan tak mengeluarkan alasan-alasan tidak jelas," tutur Murphy.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar