Musim 2015-16 berlangsung sangat sulit bagi Cesc Fabregas (28) di Chelsea. Pada fase sama kompetisi lalu, ia menggetarkan Premier League dengan serangkaian performa mengesankan. Kini, ia bahkan mulai kesulitan menyelesaikan 90 menit laga bagi Chelsea.
Fabregas diganti pada menit ke-75 kala Chelsea hanya bermain imbang tanpa gol di Dynamo Kyiv pada 20 Oktober. Akhir pekan kemarin, gelandang kelahiran Barcelona tersebut kembali gagal menuntaskan laga saat ia ditarik pada tengah babak saat The Blues menyerah 1-2 di West Ham.
Hal ini ada sebabnya, pengaruh dia dalam pertandingan melorot. Sejak Januari 2015 hingga kini, Fabregas hanya mencatatkan enam assist di Premier League. Merosot apabila mengingat ia mencatatkan 13 assist sepanjang Agustus-Desember 2014. Berikut adalah lima alasan kenapa Fabregas kesulitan bersama Chelsea.
1. Kelelahan
Mantan legenda Arsenal yang kini menjadi pandit BT Sports, Emmanuel Petit, melihat bahwa Fabregas tampil "berat" sejak akhir musim kemarin. "Ia terlihat sangat 'berat' sejak awal musim - seperti ketika ia menyelesaikan musim lalu," ujar Petit. "Fabregas tampil tanpa inspirasi, tanpa kreativitas, saya tak mengenalinya lagi."
2. Etos kerjanya (dan para pemain Chelsea) melorot
Chelsea menduduki urutan ke-14 perihal rataan lari para pemain per 90 menit jika dibandingkan dengan para kontestan Liga Inggris lain. Secara rata-rata, pemain Chelsea berlari 9,8 km per laganya. Sementara itu, rata-rata jarak lari para pemain tim promosi Bournemouth, yang bekerja paling keras di Premier League, melahap 10,8 km per laga.
3. Imajinasinya Berkurang
Fabregas begitu tajam dengan presisi umpannya musim lalu tapi kini angka penciptaan peluangnya berada di urutan ke-16 dari semua gelandang di Premier League. Ia hanya menciptakan 19 peluang mencetak gol dari 10 laga. Pemain-pemain yang antara lain menciptakan peluang lebih banyak darinya musim ini adalah Almen Abdi (Watford), Nathan Redmond (Nowich), dan Moussa Sissoko (Newcastle).
4. Tuntutan sang pelatih
Salah satu alasan utama kemunduran sang pemain adalah ia menuruti permintaan Jose Mourinho. Fabregas terisolasi dari permainan apabila turun sebagai salah satu double pivot di lini tengah The Blues. Belum lagi, kontribusi bertahannya jauh dari seksi. Fabregas hanya memenangi rataan 1,80 tekel per laga, kecil jika dibanding gelandang bertahan spesialis seperti Morgan Schneiderlin di Man United (2,11/laga) dan Francis Coquelin di Arsenal (3/laga).
Kendati memulai kariernya sebagai gelandang bertahan, ia tampak sudah asing dengan peran tersebut.
5. Instabilitas di puncak berpengaruh kepadanya
Disiplin tengah merosot di kubu Chelsea. Kemunduran terkini datang kala Chelsea terkena tujuh kartu kuning pada laga kontra West Ham. Pelatih Mourinho harus mengawasi laga dari tribune penonton pada babak kedua setelah berusaha mendatangi ruang wasit saat turun minum. Ia pun tak menghadiri konferensi pers pascalaga.
Menurut pandit BBC dan eks gelandang Liverpool serta Fulham, Danny Murphy, perilaku ini pasti berpengaruh ke Fabregas dan rekan-rekannya. "Para pemain pasti berpikir 'apa yang ia lakukan? Kami perlu sang pelatih di sini.' Para pemain pasti akan bereaksi positif bila melihat seorang manajer yang melakukan hal-hal benar dan tak mengeluarkan alasan-alasan tidak jelas," tutur Murphy.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar