Keberhasilan Persib menyingkirkan Pusamania Borneo FC (Agregat 5-5, Persib unggul agresivitas tandang) di babak perempat final Piala Presiden menghadirkan pengalaman berharga baru bagi mereka.
Pengalaman berharga tersebut berupa kesempatan menjalani laga tandang terlebih dahulu.
Meski sempat kalah 2-3 kala bertandang ke PBFC di leg pertama, Persib mampu menyusun strategi apik guna membalikkan keadaan di leg kedua.
Atas hasil positif tersebut, kubu Maung Bandung mengaku tak akan keberatan jika kembali menjalani pola serupa di semifinal. Kebetulan babak empat besar Piala Presiden juga akan berformat kandang-tandang.
“Jika kami harus bermain tandang lebih dulu di semifinal saya kira tak masalah karena kami bisa menjalani persiapan dengan lebih matang seperti halnya kala bersua Borneo di perempat final lalu,” ujar pelatih Djadjang Nurdjaman.
Sang pelatih bahkan menuturkan bahwa keberadaaan empat tim semifinalis sudah sesuai dengan prediksinya dan akan sulit ditaklukkan.
“Melihat tim yang berhasil lolos ke semifinal, semuanya punya pengalaman. Ini menjadi tantangan juga buat Persib,” ujar Djanur, sapaan akrab Djadjang.
Namun dari tiga calon lawan di semifi nal, yakni Arema, Mitra Kukar, dan Sriwijaya FC, Djanur mengakui bahwa Arema bakal menjadi pesaing terberat.
“Kalau ketemu Arema di semifinal, sudah pasti rasanya akan seperti laga final,” sambung Djanur.
Guna memastikan lawan yang bakal dihadapi, Djanur bakal hadir langsung dalam proses pengundian semifinal yang berlangsung hari ini, Selasa (29/9).
“Saya yang akan ke Jakarta bersama pak haji (Manajer Persib, Umuh Muchtar) untuk menghadiri pengundian babak semifinal. Jadi bisa langsung tahu lawannya siapa,” ujar Djanur.
Akumulasi Kartu
Namun menjelang semifinal, kubu Persib justru tengah dipusingkan soal potensi bakal absennya beberapa pilar mereka karena akumulasi kartu.
Kala berbincang-bincang dengan media di mess Persib, Senin petang, Djanur merisaukan soal lima pemainnya yang telah mengantungi dua kartu kuning.
Dari lima pemain tersebut, dua di antaranya bahkan menerima kartu kuning secara beruntun di dua laga terakhir (leg pertama dan kedua kontra PBFC), yakni Hariono dan Vladimir Vujovic.
Sedangkan tiga pemain lain yang telah mengoleksi dua kartu kuning secara tak beruntun adalah Ilija Spasojevic, Zulham Zamrun, dan Ahmad Jufriyanto. Bahkan Spaso mendapat kartu merah.
Menurut Djanur, dirinya juga akan menanyakan langsung kepada pihak Mahaka terkait hukuman akumulasi dan kemungkinan diberlakukannya pemutihan kartu di babak semifinal.
“Yang pasti kami harus antisipasi saja. Memang lima pemain yang terancam akumulasi merupakan pemain yang selalu menjadi starting eleven. Belum lagi, Ridwan juga masih cedera. Tapi tak masalah pemain lainnya juga sangat siap,” ujar Djanur.
Penulis: Budi Kresnadi/Erwin Snaz
Ikuti Liputan Khusus Piala Presiden 2015 di sini
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 29 September 2015 |
Komentar