Kota London terbelah menjadi dua warna pada Sabtu (19/9). Sang London Biru, Chelsea, bersiap menjamu Si London Merah, Arsenal, di Stamford Bridge. Kedua tim menjadikan laga derbi ini sebagai kesempatan terbaik buat membungkam kritik sekaligus mencari momentum kebangkitan.
Jika klasemen terkini menjadi acuan, bentrokan para raksasa London ini mempertemukan dua tim dari kutub berlawanan.
Sang tamu, Arsenal, mewakili rombongan tim papan atas. Mereka menempati peringkat keempat berkat raihan 10 angka dari lima pekan awal.
Kepala Chelsea harus mendongak jauh ke atas guna melihat posisi sang rival di klasemen. Pasukan Jose Mourinho berada di peringkat ke-17 atau hanya tiga titik di atas juru kunci sementara, Newcastle.
Wajar apabila hampir semuanya mengenai Chelsea awal musim ini berbau negatif. Mulai dari start terburuk nyaris dalam tiga dekade terakhir hingga rekor kebobolan terbanyak awal musim di era Mourinho.
Jangan tepikan pula munculnya konflik Mou dengan staf dokter tim serta isu pencoretan kapten John Terry dari skuat utama.
Bersama bek sayap Branislav Ivanovic, Terry disebut-sebut termasuk sebagai “tersangka” yang bertanggung jawab atas penurunan performa Tim London Biru.
Apakah hal itu bukti bahwa sudah saatnya Mourinho membongkar drastis susunan pemainpemain andalannya? Atau, performa melempem The Blues terjadi semata akibat penurunan semangat tim? Striker Diego Costa menunjuk kondisi yang kedua.
“Chelsea tetap tim yang sama. Kami adalah juara Inggris. Seluruh pemain memahami bahwa tim saat ini berada dalam situasi sulit,” katanya di IBTimes.
“Agar keluar dari kesulitan, kami harus menang. Tiada kesempatan lebih baik buat memperbaiki situasi melalui kemenangan atas Arsenal. Jika sanggup menang, kepercayaan diri tim akan meningkat,” ujar Costa bersiap membungkam hujan kritik yang melanda timnya.
Hasrat Chelsea menghindari kekalahan ketiga secara beruntun di liga didukung modal semangat ekstra berkat kemenangan 4-0 atas Maccabi Tel Aviv di Liga Champion (16/9).
Laga itu memunculkan sederet hal yang menjadi sinyal Chelsea dapat bangkit.
Ada paket gol dan assist dari Cesc Fabregas, gol kedua Oscar dalam dua penampilan terakhir, clean sheet kiper Asmir Begovic, serta sepakan voli cantik berujung gol debut Diego Costa di Liga Champion bareng The Blues.
Dengan modal spirit ekstra, Si London Biru ingin memastikan jarak pemisah antara mereka dengan Si London Merah, Arsenal, menjadi garis tipis saja.
Kemenangan 1-0 yang dipetik Arsenal atas Chelsea di ajang Community Shield 2015 bak menjadi bukti sahih bahwa Arsene Wenger bukan spesialis kegagalan seperti yang dituduhkan oleh arsitek kubu rival, Jose Mourinho.
Kendati demikian, label tersebut kembali menguat ketika Arsenal menyerah 1-2 kepada Dinamo Zagreb di Liga Champion 2015/16, Rabu (16/9).
Wenger adalah satusatunya pelatih yang sudah menelan 50 kekalahan di babak utama Liga Champion!
“Kami marah dan mesti bereaksi. Kadang memendam kekecewaan itu ada baiknya sebab Anda akan menemukan reaksi bagus,” kata kapten Arsenal, Mikel Arteta, di London Evening Standard.
Lawatan ke markas Chelsea adalah kesempatan bagi personel Arsenal untuk membalas cinta Wenger.
Pelatih asal Prancis itu selalu menjadi korban olok-olok begitu Arsenal mendapatkan hasil minor.
Namun, kolumnis Sky Sports, Charlie Nicholas, menyebut bahwa kekalahan The Gunners dari Dinamo Zagreb lebih disebabkan oleh buruknya performa pemain, bukan keputusan Wenger melakukan enam perubahan di susunan starter.
“Orang berpikir Wenger arogan atau suka memandang remeh. Namun, pemainpemain itu mendapatkan begitu banyak kepercayaan dan keyakinan dari sang manajer,” ucap Nicholas.
Mesut Oezil dkk. jelas tak mau melihat Wenger kembali dibantai oleh kritik media atau fan.
Saat melawan Chelsea, personel The Gunners mesti kembali ke standar permainan mereka.
Arsenal harus menampilkan lagi identitas sebagai tim yang gemar menguasai bola dan rajin bikin peluang. Di EPL 2015/16, The Gunners merupakan skuat dengan rata-rata persentase penguasaan bola tertinggi, yakni 62 persen.
Mereka juga tim yang paling sering menciptakan tembakan ke gawang lawan, tepatnya sebanyak 39 kali.
Jika tampil seperti biasanya, Arsenal punya peluang mengulangi hasil akhir melawan Chelsea di Community Shield 2015. Pasalnya, Chelsea belum jua menemukan kestabilan di lini belakang.
Pasukan racikan Mourinho musim ini sudah melihat lawan 38 kali menembak tepat ke gawang mereka. Kaki-kaki cepat Alexis Sanchez dan Theo Walcott bisa menghadirkan teror lanjutan buat sektor defensif Chelsea.
Penulis: Beri Bagja/Sem Bagaskara
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 19 September 2015 |
Komentar