Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kualifikasi PON Berantakan, Miliaran Rupiah Hilang

By Kamis, 8 Oktober 2015 | 16:01 WIB

Tim Transisi berjanji mengganti seluruh biaya yang telah dikeluarkan tuan rumah dan tim peserta Kualifikasi PON 2016.

Ketua Tim Transisi, Bibit Samad Rianto, mengklaim pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk mengganti rugi anggaran KONI yang bersumber pada APBN itu.

“Kami akan ganti, demi tata kelola sepak bola yang lebih baik,” ujar Bibit.

Jika tuan rumah dan peserta hendak mengklaim kerugian yang mereka alami, mereka harus menyerahkan bukti transaksi.

“Itu menunjukkan apa saja yang sudah telanjur dibayar. Kami takut tuan rumah dan tim peserta mengklaim kerugian yang belum mereka alami,” tuturnya.

Sebelumnya, pertemuan antara Kemenpora, KONI, dan Tim Transisi pada Selasa (6/10) membuahkan kesimpulan bahwa Bibit cs. akan menggelar ulang Kualifikasi PON 2016.

Sejumlah tuan rumah dan tim peserta Kualifikasi PON 2016 ramai-ramai menuntut Tim Transisi untuk segera bertanggung jawaban akan kerugian materi dan nonmateri yang mereka alami.

Misalnya, batalnya Kualifikasi PON 2016 zona Jawa di Semarang menimbulkan kerugian 100 juta rupiah.

Budi Winarko, ketua panpel Jateng, tidak percaya terhadap janji ganti rugi dari Tim Transisi. “Kemenpora jangan hanya berteriak saja ingin mengganti kerugian. Memang uang dari mana? Urusan Piala Kemerdekaan saja masih belum tuntas,” ujar Budi.

Project officer tim Pra-PON Jatim, Catur Prasetya, mengklaim telah menghabiskan dana sekitar 25 juta.

“Itu untuk mengganti uang transpor pemain dari daerahnya masing-masing ke Sidoarjo dan sebaliknya, makan dan extra fooding serta kebutuhan lain,” kata Catur.

Pihak lain, asisten manajer tim DI Yogyakarta, Edyanto, mengungkapkan telah mengeluarkan 200 juta.

“Pasalnya persiapan tim secara efektif selama 1,5 bulan,” jelasnya.

Jumlah kerugian yang lebih besar diungkapkan tim Banten yang melakukan persiapan selama enam bulan. Selama persiapan itu, Banten menghabiskan dana hampir 700 juta.

“Dana itu pun terbuang percuma karena kualifikasi dihentikan begitu saja,” jelas H. Babay Karnawi, manajer tim Banten.

Di Bali, pembatalan kualifikasi membuat tuan rumah rugi sekitar 50-70 juta. Sekretaris Umum Asprov (Asosiasi Provinsi) PSSI Bali, I Gede Subrata, kepada Harian BOLA, mengaku dana tersebut dipakai untuk akomodasi wasit dan perangkat pertandingan lainnya, konsumsi serta penyewaan sound system.

Pengeluaran operasional tim sepak bola Pra-PON Bali mencapai 100 juta.

“Saat ini kami hanya menunggu pencairan dana bantuan dari KONI Bali. Jika sudah keluar uang itu, maka kami gunakan untuk membayar hotel. Jika ada sisa kami berikan untuk pemain,” ujar Anom Pranata, Bendahara Tim sepak bola Pra-PON Bali.

Sementara tim tamu zona Bali, NTB dan NTT, masingmasing mengalami kerugian 250 juta dan 600 juta.

Di daerah lain, Fachrulrozi, manajer tim Pra-PON Aceh, mengharapkan Kemenpora sedikit mengalah dalam masalah Pra-PON ini.

Tim Transisi harus membedakan bahwa ini bukanlah kompetisi, tetapi untuk pembinaan,” ujarnya.

Selama dua bulan ini, ia mengklaim telah mengeluarkan biaya 700 juta.

Sementara itu, panpel Grup A Zona Sulawesi mengaku menanggung kerugian moril dan materil terkait batalnya pertandingan karena tidak mendapat izin dari kepolisian.

“Kami sudah mengeluarkan dana kurang lebih 200 juta. Kami menyimpan bukti transaksinya,” ujar Muhammad Jufrie, sekretaris panpel.

Jufrie melanjutkan bahwa panpel di Sulbar kapok menjadi penyelenggara.

“Kami serahkan ke pemangku kepentingan sepak bola di Indonesia. Terserah mereka mau diapakan kelanjutan Pra-PON,” katanya.

Sementara itu, panpel Banjarmasin sebagai tuan rumah zona Kalimantan menderita kerugian sekitar 200 juta. Pengeluaran itu untuk sewa Stadion 17 Mei Banjarmasin, sewa hotel, izin kepolisian, dan kebutuhan wasit seperti tiket pesawat, uang harian, dan honor.

Penulis: Persiana G./Kukuh W./Gonang S./Gatot S./Yan D./Abdi S./Fahrizal A.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor :
Sumber : Harian BOLA 8 Oktober 2015


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X