Pada Minggu (13/9), Mihajlovic harus kembali melakoni momen emosional. Ia memimpin Milan untuk menghadapi Inter dalam partai derbi di Giuseppe Meazza.
Duel itu pun mempertemukan lagi Miha dengan sahabat sekaligus guru baginya, Roberto Mancini. Relasi kedua orang ini mencakup kenangan manis dan pahit yang terbentang sejak dua dekade silam.
Mereka pernah bergabung dalam satu tim di Sampdoria, Lazio, dan Inter. Sebagai junior Mancini, Mihajlovic merasakan polesan sang guru pada dua musim terakhirnya di Lazio dan Inter.
Usai pensiun, Miha ditunjuk Mancini sebagai asistennya di Nerazzurri. Setelah "lulus" dari didikan Mancio, Mihajlovic menempuh jalan sendiri sebagai pelatih kepala.
Pertemuan mereka sebagai musuh tak terhindarkan. Derbi Milano pada akhir pekan nanti bukan duel pertama kedua sahabat itu.
Saat menukangi Sampdoria, Mihajlovic dua kali menghadapi Inter asuhan Mancini musim lalu. Rekor mereka seimbang.
Nerazzurri menekuk Samp 2-0 di partai Coppa Italia (21/1). Sampdoria membalasnya dengan kemenangan 1-0 di pekan ke-28 Serie A (22/3).
Mihajlovic bahkan sanggup mengungguli sang senior soal posisi finis di klasemen akhir 2014/15.
Keunggulan Miha menjalar ke Milan. I Rossoneri dibawanya menang dua kali atas Inter di ajang pramusim. Namun, Mancini bisa berkilah bahwa kekalahan dobel itu terjadi ketika timnya belum dipersenjatai materi yang lengkap seperti sekarang.
Alhasil, duel ketiga mereka di partai resmi pada derbi nanti bakal menjadi babak baru reuni antara guru dan murid sebagai lawan.
"Sepak bola dan persahabatan ialah hal berbeda. Fan mungkin akan melihat kami makan bersama di restoran. Namun, saya akan menjadi lawan Mancio selama 90 menit. Saya berutang banyak kepadanya. Mungkin karena itulah derbi Milano kali ini akan terasa berbeda," ujar Mihajlovic.
Penulis: Beri Bagja
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 11 September 2015 |
Komentar