Perjalanan Persita Tangerang untuk mencapai target lolos Grup C Piala Presiden bukan perkara mudah. Selain mesti melawan klub-klub Liga Super Indonesia, Persita yang berstatus kontestan dari Divisi Utama harus menyingkirkan dua klub raksasa di Grup C yakni Bali United Pusam dan Persija Jakarta.
Pelatih Persita, Bambang Nurdiansyah, mengaku tak mau muluk-muluk dalam menetapkan target.
"Sementara ini kami fokus untuk bisa mendapatkan tiket lolos delapan besar. Saya mengimbau para pemain untuk tetap fokus pada target itu," ujar pelatih yang akrab disapa Banur ini.
Sejauh ini, Persita sudah dua kali beruji coba dan berencana menggelar satu laga uji coba lagi sebelum bertolak ke Bali.
Menurut penilaian Banur, Persita masih butuh banyak perombakan. Terutama mengenai koordinasi antar pemain dan kontrol bola yang masih jauh dari harapan Banur.
"Selain itu, kami tidak mungkin bisa mengembalikan fisik pemain dalam waktu dua pekan saja. Maksimalnya kondisi pemain 70 persen bisa terpakai," kata dia.
Namun menurut Banur, semua tim saat ini tengah mengalami kendala yang sama.
"Jadi kami enggak mau berkecil hati untuk melawan klub-klub LSI," tuturnya.
Tidak Cemaskan Target
Asisten Manajer Persita, Daniel Ramdani, mengatakan manajemen telah menyiapkan anggaran untuk membayar semua hak pemain. Artinya, para pemain tetap akan menerima upah sesuai dengan yang ditetapkan meski nantinya gagal memenuhi target.
"Kami tidak punya hutang. Artinya kami dari sisi finansial sangat siap," kata Daniel.
Pemain anyar Persita, Raphael Maitimo, mengaku telah meyakinkan pelatih dan manajemen untuk tampil maksimal selama Piala Presiden berlangsung.
"Ini adalah sepak bola, semuanya mungkin terjadi. Kami memang dari klub Divisi Utama, tapi tidak berarti kami akan kalah dengan klub LSI," kata pemain naturalisasi itu.
Sebelum bergabung dengan Persita, Maitimo mengaku hanya menjalani latihan kecil-kecilan di kediamannya. "Berat badan saya stabil dan masih dalam kondisi fisik yang normal," tutur Maitimo.
Penulis: cw-1
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 27 Agustus 2015 |
Komentar