Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Plus-Minus Man United dan Liverpool

By Jumat, 11 September 2015 | 10:05 WIB
Duet Chris Smalling-Daley Blind (Man. United) dan Martin Skrtel-Dejan Lovren (Liverpool), tak cukup tangguh sebagai benteng utama tim.
Getty Images
Duet Chris Smalling-Daley Blind (Man. United) dan Martin Skrtel-Dejan Lovren (Liverpool), tak cukup tangguh sebagai benteng utama tim.

Namun, sekadar angka meyakinkan tak cukup. United dan Liverpool doyan mendominasi laga, tapi juga mencatat angka kehilangan bola yang tinggi.

Kesalahan-kesalahan elementer yang rawan terjadi itu bermuara pada rusaknya catatan steril pada pekan keempat. Teriakan-teriakan Ham 0-3 di Anfield. Kekalahan itu pun mengungkap cela kelemahan mereka dari sektor pertahanan sampai lini depan.

Sekadar Angka

Kalau melihat deretan angka yang sudah dipaparkan di statistik, sebenarnya permainan United dan Liverpool tidak salah-salah amat. Bermodal barisan pemain kreatif, mereka punya jumlah penciptaan peluang, tembakan, serta penguasaan bola yang terbilang baik sampai pekan keempat.

United bahkan mencatat ratarata penguasaan bola tertinggi kedua dan persentase operan terbaik ketiga di EPL. Dalam segi pertahanan, pasukan Louis van Gaal juga cuma menerima rata-rata 7,5 tembakan per laga dari lawan.

Jumlah itu paling minim di antara 20 kontestan. Namun, sekadar angka meyakinkan tak cukup. United dan Liverpool doyan mendominasi laga, tapi juga mencatat angka kehilangan bola yang tinggi.

Kesalahan-kesalahan elementer yang rawan terjadi itu bermuara pada rusaknya catatan steril pada pekan keempat. Teriakan-teriakan soal kerapuhan kombinasi bek tengah utama kedua tim terlontar dari eks pemain hingga para pandit.

Beralih ke sektor berlawanan, fakta mengkhawatirkan pun muncul terkait buruknya pemanfaatan peluang. Bayangkan, United perlu melepas rata-rata 16 tembakan dulu hanya untuk mencetak satu gol.

Efektivitas Liverpool lebih parah karena harus menembak 27 kali demi mendapat satu gol! Masalah efisiensi itu menjelaskan kenapa alur bola banyak berputar di sektor tiga perempat lapangan, tapi jumlah gol yang diciptakan kedua tim amat minim. (Beri Bagja)

Man. united

LINI BELAKANG

+ Punya unsur fleksibilitas guna mendukung perubahan taktik.
+ Kedua sayap bisa diandalkan menyuplai umpan silang.
+ Blind dan Smalling rutin membantu membangun serangan dari belakang.

- Tak punya figur bek tangguh senior sebagai anutan pemain muda.
- Rawan terancam lewat serangan balik dan lemah mengantisipasi bola terobosan.
- Dilema soal pemilihan kiper utama antara Romero atau De Gea.

LINI TENGAH

+ Rajin menciptakan peluang lewat tembakan jarak jauh.
+ Kombinasi operan pendek dan panjang dengan akurasi apik.
+ Schneiderlin siap menjadi penerus Carrick sebagai jangkar sekaligus distributor bola ulung.

- Schweinsteiger belum mencapai level permainan seperti di Muenchen dan timnas Jerman.
- Hanya 27 persen hasil pergerakan di lini tengah yang menyumbangkan serangan.
- Gelandang pemberi unsur fantasi masih inkonsisten.


Editor :
Sumber : Tabloid BOLA 2.631


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X