PSSI dan pengelola kompetisi nasional sedang berupaya agar sepak bola nasional bisa menjadi sumber penghidupan bagi pelakunya.
Sepak bola tak lagi dipandang sebatas olah raga. Pemangku kepentingan sepak bola di Tanah Air tersebut semakin gencar menjadikan sepak bola sebagai industri besar.
"Menurut FIFA dan AFC, Indonesia memiliki dua unsur utama yang dibutuhkan, yaitu bakat dan pasar. Saya pribadi yakin kita akan mendapatkan golden moment sebagai jalan Indonesia bisa maju," kata Joko Driyono, CEO PT Liga Indonesia sebagai operator kompetisi profesional.
Joko ingin agar anak-anak muda di Indonesia menjadikan sepak bola sebuah masa depan. Namun, kenyataannya, beberapa pemain masih meragukan hal itu.
Adam Alis, Abduh Lestaluhu, Manahati Lestusen, Teguh Amirudin, Wawan Febriyanto, dan Muhammad Arsyad menjadi contoh. Mereka sedang proses mendaftar masuk TNI Angkatan Darat.
Akan tetapi, mendaftar menjadi tentara bukanlah untuk melepaskan dunia sepak bola.
"Kami hanya jaga-jaga untuk masa depan. Menjadi pesepak bola kan tidak selamanya. Bisa saja kami cedera dan gantung sepatu lebih cepat. Kami butuh pekerjaan yang lebih menjamin," ucap Adam, gelandang Persija di LSI 2015.
Adam dan yang lain mengaku berminat menjadi tentara lantaran mengabdi untuk negara. Selain itu, berseragam loreng-loreng dianggap gagah dan keren.
"Misalkan mencoba bisnis, tentu membutuhkan modal yang banyak. Saya belum punya untuk itu," ujar Abduh, bek kiri timnas U-23 di SEA Games 2015 itu.
Tinggal di Markas
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 20 Agustus 2015 |
Komentar