Kompetisi kebanggaan publik Prancis, Ligue 1, termasuk ke dalam kategori lima liga besar Eropa bersama Premier League, La Liga, Bundesliga, dan Serie A.
Ligue 1 memang tak disesaki oleh megabintang layaknya Premier League, La Liga, Bundesliga, atau Serie A.
Namun, Ligue 1 yang telah bergulir sejak 1932 tersebut adalah solusi bagi klub di liga besar Eropa lain kala mereka bingung mencari pemain berkualitas.
Tanyakan saja hal itu kepada kontestan Premier League 2015/16. Musim ini Swansea sangat terbantu oleh performa cemerlang dua jebolan Ligue 1, Andre Ayew dan Bafetimbi Gomis.
Dimitri Payet bersinar bareng West Ham, Jordan Veretout dan Jordan Amavi menjadi andalan Aston Villa, sementara Florian Thauvin menunjukkan impresi bagus dalam laga debutnya bareng Newcastle.
Transfer Anthony Martial dari Monaco ke Manchester United yang bernilai 50 juta euro (80 juta euro jika menghitung bonus) secara tidak langsung menjadi puncak pengakuan Premier League terhadap talenta lulusan Ligue 1.
Pada bursa transfer musim panas ini, terdapat 13 transfer dari Ligue 1 ke Premier League yang bernilai total mencapai 215 juta euro!
“Martial pergi ke klub yang sangat besar. Ia bisa dibilang pindah ke planet atau galaksi lain. Kami akan terus memantaunya. Ia mesti terus berkembang dan berjuang mendapatkan menit tampil,” kata pelatih timnas Prancis, Didier Deschamps, di L’Equipe.
Martial termasuk dalam skuat Prancis yang disiapkan Deschamps untuk berhadapan dengan Portugal (4/9) dan Serbia (7/9).
Deschamps baru pertama kali memanggil Martial ke tim senior. Namun, pelatih yang akrab disapa Didi itu sudah sangat sering menjajal penyerang anyar di skuat asuhannya.
Deschamps pernah memberikan kesempatan kepada Alexandre Lacazette dan Nabil Fekir (Lyon), sampai Paul-Georges Ntep (Rennes).
Mudah Bobol
Sang pelatih tampak masih ingin mencari alternatif di samping dua striker top miliknya, Karim Benzema dan Olivier Giroud. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Prancis kerap tidak bergigi saat Benzema berhalangan tampil.
Tanpa striker Real Madrid itu, Les Bleus (Si Biru) kalah 0-1 dari Albania dan ditekuk Belgia 3-4 dalam dua laga uji coba terbaru.
Menyelesaikan problem di lini serang bukanlah satusatunya pekerjaan rumah Deschamps menjelang pergelaran Euro 2016.
Prancis belakangan menjadi terlalu mudah dibobol. Gawang Les Bleus telah jebol delapan kali dalam tiga partai ekshibisi yang mereka lakoni di 2015!
“Kami terlalu banyak menderita kebobolan gol dalam beberapa laga terakhir. Kami tak melakukan hal yang harus dilakukan. Kami mesti terlebih dahulu menemukan kesolidan dan hal itu adalah dasarnya,” ungkap gelandang jangkar Prancis, Blaise Matuidi.
Portugal dengan sang bintang, Cristiano Ronaldo, bakal menjadi barometer bagus buat melihat seberapa jauh perbaikan yang telah Prancis lakukan di lini pertahanan.
Penulis: Sem Bagaskara
SIARAN LANGSUNG
RCTI
Sabtu, 5 September
Pukul 01.45 WIB
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 4 September 2015 |
Komentar