Impian Conte baru terwujud dua tahun kemudian, walau posisinya di area teknik Juve sudah ditempati Massimiliano Allegri.
Kemewahan
Bersama Allegri, Juventus sangat dominan di liga musim lalu. Namun, sang arsitek tampak masih punya kekurangan yang sama di timnya seperti era Conte.
Jika dicermati, Bianconeri tak memiliki sayap ofensif berkualitas top beberapa musim terakhir. Barangkali karena keterbatasan itulah Allegri begitu jarang menggeber skema 4-3-3. Dalam 38 pekan di Serie A 2014/15, pola tersebut cuma dipakai sekali sebagai pedoman sebelas awal.
Kejadian itu pun muncul ketika scudetto sudah dalam genggaman. Hasil akhirnya imbang 1-1 dengan Cagliari (9/5). Ketika itu, Allegri memasang Simone Pepe dan Kingsley Coman sebagai penyerang sayap.
Kinerja keduanya tak bisa menjamin hasil pada laga-laga dengan level kualitas permainan tinggi.
Cuadrado menghadirkan kemewahan yang dinantikan Bianconeri buat menyempurnakan variasi taktik Allegri. Semasa membela Fiorentina, mesinnya selalu tokcer saat melakoni peran apa pun.
Di bawah arahan Vincenzo Montella, yang doyan membongkar taktik, Cuadrado tampil sebagai sayap kanan dalam pola 3-5-2, bek kanan di sistem empat pemain bertahan, penyerang lubang, serta penyerang sayap kanan-kiri dalam pakem 4-3-3!
Cuadrado merampungkan musim 2013/14 dengan catatan 11 gol dan 5 assist. Karena kecepatannya menyisir wilayah lawan dari sisi lapangan, ia dijuluki Vespa oleh eks rekan setim, Luca Toni.
"Saya pikir, Cuadrado perekrutan yang hebat. Dia seseorang yang mampu membuat perbedaan. Juventus klub yang tepat baginya," kata eks jagoan Juve dan Fiorentina, Angelo Di Livio, kepada Tuttosport.
"Kita semua tahu dirinya sebagai winger yang punya kecepatan, tapi Allegri akan mencobanya juga sebagai penyerang lubang," ujarnya lagi.
Penulis: Beri Bagja
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 27 Agustus 2015 |
Komentar