"Saya memilih Milan sebab saya ingin memenangi sesuatu dalam karier."
Kalimat itu diucapkan secara lantang oleh Riccardo Montolivo setelah dirinya menerima pinangan AC Milan pada 2011. Faktanya, begitu menanggalkan kostum ungu Fiorentina, Montolivo belum memenangi gelar apa pun.
Bahkan, dalam dua musim terakhir Fiorentina sanggup finis di posisi yang lebih baik ketimbang Milan. Montolivo bak membuat keputusan salah. Soalnya, sejak membela Milan, ia hanya sekali menorehkan kemenangan atas Fiorentina.
Rapor Milan saat berduel dengan Fiorentina sejak 2011 adalah satu kemenangan, tiga imbang, dan empat kekalahan.
Fiorentina kini punya potensi membuat Miha kembali menderita. La Viola bisa dibilang adalah ratu pramusim Serie A. Skuat asuhan Paulo Sousa itu hanya menderita sebiji kekalahan di partai ekshibisi, yakni dari PSG (2-4).
Catatan itu jelas akan menjadi beban psikologis Montolivo serta Milan saat berkunjung ke markas Fiorentina, Artemio Franchi, di pekan pembuka Serie A 2015/16, Minggu (23/8).
Bukan cuma Montolivo, tekanan lebih pasti juga akan dirasakan Alessio Cerci dan pelatih Milan, Sinisa Mihajlovic. Cerci serta Mihajlovic juga punya ikatan dengan Fiorentina. Hanya, keduanya tak meninggalkan kesan manis di Artemio Franchi.
Cerci berulang kali terlibat cekcok dengan tifosi kala dirinya membela Fiorentina pada 2010-2012. Miha, yang mulai membesut klub berjulukan La Viola (Si Ungu) itu pada 3 Juni 2010, hanya bertahan selama satu setengah tahun. Ia dipecat pada November 2011.
Fiorentina kini punya potensi membuat Miha kembali menderita. La Viola bisa dibilang adalah ratu pramusim Serie A. Skuat asuhan Paulo Sousa itu hanya menderita sebiji kekalahan di partai ekshibisi, yakni dari PSG (2-4).
Selebihnya, mereka senantiasa meraup hasil sempurna, termasuk ketika bertemu tim raksasa macam Barcelona (2-1) dan Chelsea (1-0).
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 22 Agustus 2015 |
Komentar