5. Andrea Pirlo
Inter mengenali potensi Pirlo dan menjualnya pada 2001 ke rival sekota, AC Milan. Bakatnya mulai tumbuh di sana. Bersama Gennaro Gattuso, Clarence Seedorf, dan Kaka, Pirlo menjadi bagian dari salah satu lini tengah terbaik di dunia. Milan saat itu mendominasi Eropa dan salah satu tim paling ditakuti.
Sayangnya, 10 tahun kemudian, Milan melakukan kesalahan yang sama dengan tetangga mereka. Pirlo dibiarkan pergi dengan status bebas transfer. Juventus tahu bahwa ia masih punya sisa bara selama beberapa tahun lagi dan dengan cekatan memberinya kontrak. Di sana Pirlo ambil bagian dalam tim peraih empat gelar Serie A secara berturut-turut itu.
6. Alessandro Del Piero
Del Piero adalam seorang master tendangan bebas. Dia dianggap sebagai salah satu pemain Italia terbaik sepanjang masa. Tak hanya hebat di lapangan, Del Piero punya kualitas yang jarang dimiliki pemain lain, yaitu kesetiaan terhadap klub.
Setelah Juventus terdegradasi ke Serie B akibat kasus Calciopoli, Del Piero memilih untuk bertahan dan mengangkat kembali Juve ke level kompetisi teratas, tidak lantas hengkang karena ingin tim yang aman.
Tapi siapa sangka, kesetiaan itu tak disambut baik oleh presiden klub, Andrea Agnelli. Padahal, kala Juventus terpuruk, Del Piero adalah sosok pehlawan yang mengangkat kembali harkat klub yang dicintainya, tetapi ketika performa sang legenda kian surut lantara usia, Agnelli memutuskan tidak menawari kontrak baru.
7. Ajat Sudrajat
Dia adalah keluaran dari tim Persib Junior. Panggilan bermain itu konon membuatnya sampai tak bisa tidur saking gembiranya. Setahun kemudian Kang Ajat masuk tim senior Persib.
Nama Ajat Sudrajat tak lama kemudian membesar bersamaan dengan reputasi Tim Pangeran Biru. Namanya kemudian identik dengan Persib. Popularitasnya sampai membuat Ajat menyeberang ke dunia tarik suara walau sebentar, berduet dengan Hety Koes Endang, bermain film "Sakura dalam Pelukan" bersama legenda bulutangkis Liem Swie King.
Akan tetapi, merasa tidak puas dengan manajemen Persib, usai menjuarai Liga Perserikatan 1990, secara mengejutkan dia pindah ke rival sekota, Mastran Bandung Raya (MBR). Meski di klub baru pernah juga menjadi juara Liga Indonesia II pada 1995, nama Ajat tidak bisa merekat dengan MBR, dia tetap Ajat Sudrajat dari Persib.
Editor | : | Suryo Wahono |
Sumber | : | juara.net |
Komentar