Selain keempat pemain PSS, Komdis sebenarnya juga memanggil Agus Yuwono (mantan pelatih Persegres) dan Gunawan (mantan pelatih Persipur Purwodadi) atas dugaan kasus pengaturan skor. Namun, kedua pelatih ini pun tak mematuhi panggilan Komdis dengan alasan tak dapat meninggalkan pekerjaan mereka.
"Kami pun akan memanggil kembali kedua pelatih yang akan bersaksi soal match fixing," katanya.
Salah Persepsi
Pada Kamis (6/8), sebenarnya keempat pemain PSS Sleman itu sudah berkunjung ke Jakarta untuk bertemu Kemenpora. Bahkan, mereka sendiri yang ngotot bertemu Menpora untuk mengutarakan keresahannya soal kasus Sepak Bola Gajah.
Namun sistem pembayaran reimburse yang ditawarkan Komdis PSSI justru menghadirkan salah persepsi. Keempat pemain PSS merasa dijanjikan sebaliknya.
"Seperti saat bersaksi ke Kemenpora, sebenarnya kami siap memenuhi panggilan Komdis PSSI. Tapi kami juga menunggu akomodasi dari PSSI, karena terus terang kami tak punya uang untuk membeli tiket," kata Satrio.
Menurut Satrio, Komdis PSSI menjanjikan untuk memberikan ongkos transportasi di muka.
"Rencananya ongkos akan ditransfer lewat rekening Ridwan. Tapi sampai sekarang belum ada kabar," ujarnya.
Saat dipanggil untuk Kemenpora, keempat pemain menerima ongkos di muka. Sehingga, mereka langsung terbang menuju Jakarta tanpa bisa beralasan apa pun.
"Kami memang sudah tidak ada pemasukan lagi. Buat hidup sehari-hari saja sudah pas-pasan," kata Satrio.
(Penulis: cw-1/Gonang Susatyo)
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA 11 Agustus 2015 |
Komentar