Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jalan Berliku Menuju Manchester

By Okky Herman Dilaga - Selasa, 11 Agustus 2015 | 18:17 WIB
Tujuh anak Indonesia bakal berangkat ke Manchester pada 14 Agustus 2015.
Anju Christian
Tujuh anak Indonesia bakal berangkat ke Manchester pada 14 Agustus 2015.

Tak pernah terbesit di benak Jani Robert Yawan Bedes untuk berangkat ke Manchester. Bagi bocah berusia 14 tahun ini, pergi dari tempat asalnya, Merauke, saja sudah jadi barang langka.

Robert adalah satu dari enam anak yang terpilih berlatih bersama Manchester United melalui Gerakan Seribu Bola pada Agustus 2014. Namun, dia gagal berangkat karena masalah paspor.

Orangtua Robert menikah lewat jalur adat, bukan agama. Keduanya berpisah dan sang ibu tak diketahui keberadaannya. Padahal, Robert membutuhkan tanda tangannya agar paspor disetujui oleh petugas imigrasi.

Singkat cerita, paspor Robert tak selesai tepat waktu. Namun, dia tetap berpikiran positif. "Yang penting, saya bisa lihat Jakarta," kata Robert, yang pertama kali berkunjung ke ibu kota tahun lalu.

Untungnya, PT Multistrada Arah Sarana TBK (produsen Achilles) dan Kick Andy Foundation selaku penyelenggara mau memberikan kesempatan kedua. Robert berangkat bersama anak terpilih edisi 2015.

"Pengadilan memutuskan, hak asuh Robert dipindahkan ke pamannya. Jadi, pamannya bisa memberi restu dia berangkat ke Manchester. Paspornya jadi Juli dan visanya rampung baru kemarin (10/8/2015)," jelas Ketua Harian Kick Andy Foundation, Ali Sadikin.

Mimpi

Selain Robert, ada enam anak lain yang berangkat. Mereka adalah Marcellius Fanmakuni, I Kadek Dwi Kuriawan, Pamungkas Budi Wibowo, Ayub Abdul Aziz, Ahmad Wahyudi dan Jero Pratama.

Mereka bakal berlatih di Manchester dari 14-23 Agustus 2015. Tujuh anak tersebut diberi kesempatan berkunjung ke London selama satu hari dan menyaksikan pertandingan antara Manchester United dan Newcastle United pada 22 Agustus mendatang.

Sama halnya seperti Robert, berangkat ke Manchester merupakan barang langka bagi enam bocah tersebut. Sebab, penyelenggara memang memprioritaskan anak-anak kurang mampu dalam proses seleksi.


Editor : Anju Christian Silaban
Sumber : juara.net


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X