Secara realistis, tuan rumah Indonesia memasang target untuk merebut dua gelar juara dalam Total BWF World Championship 2015 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 10-16 Agustus.
Hal itu disampaikan Kasubid Pelatnas Cipayung, Ricky Soebagdja, usai undian Kejuaraan Dunia di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (28/7). Gelar itu dibidik dari nomor ganda putra dan ganda campuran.
Melihat performa pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, kans mereka untuk naik podium tertinggi terbuka lebar.
Selain diunggulkan di posisi ketiga, kedua andalan Indonesia itu pernah menjadi kampiun dalam Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok.
Hanya, jangan lupakan sektor ganda putri. Pasangan terbaik skuat Merah-Putih, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, pun tidak bisa disepelekan.
Pasangan besutan klub Jaya Raya Jakarta itu juga memiliki peluang menjadi kampiun. Apalagi, belakangan ini performanya meningkat.
Dua pekan lalu, Greysia/Nitya tampil sebagai pemenang dalam turnamen Taiwan Terbuka Grand Prix Gold di Taipei Arena.
Sebelumnya, mereka juga tampil mengejutkan saat berlaga ke ajang Asian Games 2014 di Incheon. Tanpa diduga, Greysia/Nitya berhasil menyabet emas usai menekuk unggulan pertama asal Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi di final.
Nyaris Juara
Menurut Ricky, kans Greysi/Nitya untuk mengejutkan juga tetap terbuka. Apalagi, performa mereka semakin mantap.
“Jangan lupakan, di ganda putri kita juga bisa membuat kejutan. Greysia/Nitya berpeluang menjadi juara dengan bekal kemenangan di Taiwan lalu,” ujar Ricky.
Sebelumnya, pelatih ganda putri di Pelatnas Cipayung, Eng Hian, juga menyebut ajang di Taiwan itu hanya sebagai pemanasan.
Artinya, performa anak didiknya dipastikan akan meningkat saat berlaga di Jakarta.
Setelah mendapat bye, di babak kedua, Greysia/Nitya berjumpa pemenang antara Lim Yin Loo/Lee Meng Yean (Malaysia) dan Yu Yan Vanessa Neo/Shinta Mulia Sari (Singapura).
Di perempat final, kemungkinan besar mereka bertemu unggulan ketiga, Wang Xiaoli/Yu Yang (Tiongkok).
Apa pun kondisinya, Greysia/Nitya layak meneladani Verawaty Fajrin/Imelda Kurniawan.
Pasangan ini juga tidak diunggulkan, tapi membuat kejutan dengan lolos ke final Kejuaraan Dunia 1980 di Istora.
Hanya, di laga pamungkas, duet ini dihentikan Nora Perry/Jane Webster asal Inggris, 12-15, 9-15.
Seandainya nomor ganda putri sukses diraih, Indonesia membuat sejarah besar kala itu: menyapu bersih lima gelar juara dunia!
(Penulis: Broto Happy)
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar