Setelah bertugas di Polda Metro Jaya pada 1985, Om Ben justru mendapat panggilan dari Persija. Ia memperkuat Tim Macan Kemayoran hingga 1986, kemudian pensiun dan mulai merambah ke jalur wasit dan pelatih.
Pada era 1990-an, saat Polri dan TNI masih berada di satu garis komando, Om Ben pernah dipercaya mengenakan ban kapten PS ABRI. Hal itu sangat membanggakan karena dalam sejarah PS ABRI sangat jarang menunjuk kapten dari anggota kesatuan polisi.
“Biasanya, kapten berasal dari korps angkatan darat. Pengalaman itu sangat membanggakan buat saya,” ujarnya.
Fisioterapi
Meski sibuk dengan urusan narkoba, Om Ben masih sempat meneruskan kuliah di D3 Kepelatihan Universitas Negeri Jakarta. Ilmu itu ia yakini bakal berguna untuk melanjutkan karier melatih.
“Setelah dapat ijazah D3, saya sudah mengantongi lisensi C AFC. Tentu bila ada kesempatan saya akan terus mengejar ilmu. Saya juga sangat tertarik untuk belajar fisioterapi,” tutur mantan Manajer Penugasan Perangkat Pertandingan PSSI era 2006-2010 ini.
Penampilan fisik Om Ben terkesan sangar. Berbadan besar, botak, dan berkulit gelap. Tak jarang saat ia melatih pesepak bola usia muda, pemain menganggapnya sebagai sosok yang galak, apalagi banyak yang tahu Om Ben juga anggota polisi.
Di balik itu, Om Ben adalah sosok yang sangat humoris. Saat melatih, ia sering melontarkan lelucon untuk mencairkan suasana dan membuat pemain nyaman. “Saya jarang marah, tapi tetap tegas karena itu sudah menjadi pembawaan sebagai anggota polisi,” ucapnya.
Di lingkungan Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya, Om Ben sudah terkenal sebagai pelatih sepak bola. Biasanya para petugas yang berjaga memanggilnya dengan sebutan “Pak Ben bola”.
Data Diri
BENYAMIN LEO BETTY
Lahir: Lombok, 16 April 1964
KARIER SEBAGAI PEMAIN
Diklat Ragunan (1980-1983)
Perkesa 78 (1983-1985)
PSSI Pratama (1983)
Persija (1985-1986)
KARIER SEBAGAI PELATIH
Persija Jakarta Selatan (2008)
Persija U-21 (2014)
Liga Kompas Gramedia (2015)
Editor | : | Wiwig Prayugi |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar