Tak banyak pemain yang punya kemampuan buat beradaptasi dengan cepat bersama klub baru. Xabi Alonso termasuk dalam salah satu pemain langka tersebut.
Alonso langsung terpilih dalam sebelas pemain pilihan utama pelatih Josep Guardiola saat menghadapi Schalke hanya sehari setelah resmi menjadi pemain Muenchen. Kini, setelah hampir delapan bulan di Jerman, perannya terlihat makin vital dalam permainan klub juara Jerman itu.
Kepada majalah FIFA Weekly, Xabi bercerita banyak hal, mulai dari kisah kariernya sampai peran sebagai gelandang bertahan yang menuntut ketelatenan dan juga kesabaran. Berikut adalah kutipannya.
Setelah tujuh bulan bersama Muenchen, apakah Anda sudah bisa berbahasa Jerman?
Sedikit, tapi memang saya tidak terlalu mengerti bahasa ini. Dalam sepekan saya mengikuti kelas berdurasi tiga jam, jadi saya merasa makin mudah buat paham. Di tahun depan saya ingin bisa menjawab wawancara dalam bahasa Jerman.
Kenapa memilih ke Jerman?
Setelah mengalahkan Atletico di final LC 2014, sepertinya datang momen buat saya melakukan sesuatu yang lain. Kami berhasil mengamankan gelar ke-10 Madrid di LC.
Saya pikir waktunya buat mencoba sesuatu yang baru bersama salah satu klub terbaik di dunia, serta salah satu dari tiga liga terbaik di Eropa. Saya berterima kasih pada Real karena membiarkan saya pergi meski kontrak saya berlaku hingga 2016.
Apakah Pep Guardiola menjadi salah satu alasan memilih Muenchen?
Ada banyak alasan ke Bayern, dan Pep adalah salah satu alasan itu.
Bagaimana rasanya datang ke Saebener Strasse dan mulai berlatih bersama skuad?
Saya langsung menyadari bagaimana intensitas unik Guardiola bisa membuatnya mendapatkan banyak hal sebagai pelatih dalam waktu singkat. Bisa belajar lebih banyak soal sepak bola di bawah asuhannya benar-benar memotivasi dan memberikan saya tantangan besar.
Ia pemikir dan pekerja yang sangat telaten, sangat mengandalkan kemampuan analisisnya, dan ahli taktik hebat. Pep mengerti segalanya soal permainan sepak bola,
Ia tak memaksakan pola pikirnya kepada pemain, namun ia meyakinkan kami soal idenya. Bila Anda bisa melakukan hal itu sebagai pelatih, Anda tahu para pemain akan mendorong kemampuannya lebih jauh dan berjuang lebih keras buat tim yang memiliki target sama.
Bila berjalan baik, Anda punya peluang meraih tiga gelar di akhir musim: Bundesliga, DFB Pokal, dan LC. Anda juga berpeluang menyamai Clarence Seedorf yang bisa menjuarai LC bersama tiga klub berbeda.
Tentu saja status itu menjadi hal fantastis, namun prioritas saya adalah buat memastikan mengerjakan pekerjaan saya dengan baik di tiap pekan, serta berkontribusi secara kolektif terhadap kesuksesan tim,
Bagaimana Anda beradaptasi dengan kehidupan di klub?
Sangat baik. Sama seperti di Liverpool dan Real. Saya bisa masuk ke tim utama dengan cepat. Saya punya keberuntungan dan kebanggaan dangat ke Muenchen pada 29 Agustus 2014, dan langsung menjadi pilihan utama saat menghadapi Schalke sehari berselang.
Saya langsung merasa seperti di rumah ketika menyadari saya bisa percaya dengan rekan setim baru. Perasaan itu sangat penting buat saya sebagai pemain yang sering memegang bola.
Bagaimana kehidupan di Kota Muenchen?
Sangat mudah. Kota ini sangat indah, orangnya sangat bersahabat. Meski klub ini adalah yang terbesar di Jerman, terdapat rasa kekeluargaan di dalam tim.
Sungguh indah melihat betapa dekat fan bisa melihat kami dalam latihan. Saya tidak merasakannya di Liverpool atau Madrid.
Gaya bermain Anda terlihat sederhana, tapi jelas tak mudah bisa melepas operan dengan presisi luar biasa serta bisa mengatur tim dengan baik.
Esensi permainan saya selalu sama, meski saya berkembang menjadi pemain yang lebih matang.
Saya suka bersikap sebagai penghubung antara lini serangan dan bertahan, tepat di tengah aksi, membuat permainan mengalir dengan bermain banyak operan dan menjaga keteraturan di tengah lapangan.
Saya mencoba membuka ruang ketika rekan setim membutuhkannya buat mencetak gol. Di belakang, saya mencoba menutup ruang yang bisa dimanfaatkan lawan.
Anda seperti magnet buat bola. Apakah memang Anda membutuhkan kontak konstan dengan si kulit bundar demi bisa membantu rekan setim?
Sebagai gelandang bertahan, saya harus membuat banyak keputusan kecil yang tepat. Terkadang permainan saya termasuk operan impian pencipta peluang gol, yang tentu menjadi sorotan dalam karier saya, bersama dengan gol yang tidak banyak saya buat.
Namun, hal terpenting adalah momen kecil yang terkadang tidak terlihat signifikan seperti operan atau peralihan tempo dimana saya bisa membuat rekan setim memiliki peluang dribel atau bisa memainkan bola dengan efektif.
Saya yakin dengan bisa membaca permainan dan mengendalikan merupakan basis dari apa yang saya lakukan.
Anda juga harus sangat sabar. Peran saya adalah membuat struktur dan keseimbangan dalam permainan dan membuat rekan setim bisa memaksimalkannya.
Gaya bermain Anda sangat menuntut karakter kepemimpinan. Tapi, Anda tak pernah menjadi kapten.
Saya tak pernah menjadi kapten buat klub, tidak di satu pertandingan pun dan juga kondisi yang mengharuskan saya menjadi kapten.
Ketika di Liverpool, ada pemain hebat seperti Steven Gerrard, Jamie Carrager, atau Sami Hyypia yang sudah lama di tim.
Mereka seperti Iker Casillas dan Sergio Ramos di Madird, atau Philipp Lahm, Bastian Schweinsteiger dan Manuel Neuer di Muenchen.
Tentu saja hal ini berkaitan dengan rasa respek buat mengetahui mereka adalah pemimpin dalam tim dan saya harus memberikan performa hebat di lapangan.
Sama seperti di Liverpool dan Real, prioritas saya ketika datang di Muenchen adalah beradaptasi dengan rekan baru, bukan sebaliknya.
Anda pernah dilatih oleh sejumlah pelatih top: Rafael Benitez, Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, Pep Guardiola, Luis Aragones, dan Vicente del Bosque. Apa yang membuat pelatih-pelatih itu unik?
Rafa penuh analisa dan memiliki rencana buat tiap laga. Mourinho sangat jago dari sisi taktik dan motivator hebat.
Carletto, seperti Aragones dan Del Bosque, adalah sosok yang sngat mudah didekati dan memiliki pendekatan dari sisi personal buat menggerakan tim menuju kesuksesan.
Seperti yang sudah saya sebutkan, Guardiola sungguh luar biasa. Kami menguasai setidaknya tiga formasi berbeda.
Editor | : | Anggun Pratama |
Sumber | : | FIFA Weekly |
Komentar