“Saat bertemu di arena untuk pemanasan menjelang gim, mereka sudah minder dulu. Kalau sudah seperti itu, mereka tak lagi percaya diri. Faktor mental memang penting. Tim kami lebih percaya diri saat bertemu lawan selevel. Pemain pun bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya,” kata Mayckel.
Menurutnya butuh waktu cukup panjang untuk membangun mental bertanding yang tangguh. Tak hanya dibutuhkan kesabaran tapi klub juga berani keluar duit untuk melakukan banyak uji coba saat persiapan menuju kompetisi.
“Mental bertanding bisa makin kuat bila tim menjalani banyak pertandingan di luar kompetisi. Klub harus berani keluar duit untuk melakukan rangkaian uji coba sehingga menit pertandingan pemain meningkat. Bila perlu uji coba ke luar negeri dengan menghadapi tim-tim kuat di Filipina atau Thailand. Aspac pernah ke Filipina selama satu pekan dengan menggelar banyak uji coba,” tukas Tjetjep.
Meski ada perbedaan antara tim papan atas dan mereka yang berada di zona bawah, namun pertemuan tim-tim tersebut tetap panas dan menegangkan. Pelatih Satria Muda Cokorda Raka Satrya Wibawa menilai perbedaan 12 tim NBL sesungguhnya tak terlalu jauh. Terutama bila mereka sudah memasuki babak Championship Series.
“Persaingan di antara tim tetap ketat. Karena itu, saya selalu mengingatkan pemain untuk tak meremehkan lawan meski menghadapi tim yang di klasemen berada di bawah. Apalagi bila sudah masuk Champions Series. Atmosfernya sudah berbeda. Ini yang menjadikan kompetisi NBL selalu menarik,” jawab Wiwin, sapaannya.
Editor | : | |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar