Jerman diuntungkan karena pemain-pemain 'asing' tadi memberi aroma baru dalam permainan tim. Dengan bek tangguh nan elegan dari Albania dan Turki (Mustafi serta Serdar Tasco), bek sayap Nigeria dan Ghana (Aogo serta Boateng), winger Bosnia atau Maroko (Marin atau Karim Bellarabi), gelandang bertahan Tunisia (Khedira), playmaker Turki (Oezil), penyerang sayap Nigeria (Sydney Sam), hingga bomber tengah Polandia atau Spanyol (Lukas Podolski/Mario Gomez), stereotipe Der Panzer sebagai tim diesel sudah menjadi kisah usang.
"Percampuran antara kekuatan fisik Afrika dengan pemahaman taktik eropa sangatlah berguna bagi timnas Jerman," tutur Aogo soal sumbangsih etnis minoritas bagi Die Mannschaft.
"Di depan, kami punya sedikit aroma Latin atau gaya yang lebih santai dan mengalir khas negara-negara Eropa Selatan. Tapi, di sektor pertahanan, kami sangat disiplin, sangat Jerman," kata Khedira. "Yang penting, kami adalah satu tim. Kami semua ingin sukses, tak perduli dari mana kami berasal," tambahnya.
Cerita lebih lengkap ada di Majalah BOLA Vaganza edisi Januari 2015.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BOLA |
Komentar