67.
Sukses itu menjadikan Aspac mempertahankan gelar juara dua kali berturut-turut. Mereka juga menyamai rekor Satria Muda yang sudah dua kali memenangi NBL.
Kemenangan atas rivalnya juga menjadi revans karena di tiga laga di babak reguler, Aspac tak pernah sekalipun bisa mengalahkan Satria Muda. Namun mereka cukup sekali membalas kekalahan itu di laga puncak.
“Kami belajar dari kekalahan di babak reguler. Bila mengikuti permainan mereka, kami bakal habis. Karena itu, kami berusaha untuk tidak mengikutinya. Sebaliknya, kami mengajak mereka bermain cepat,” kata pelatih Aspac, Rastafari Horongbala.
Rastafari sudah memperkirakan Satria Muda akan bermain cepat di kuarter pertama. Taktik itu memang cukup berhasil karena Christian Ronaldo Sitepu dkk bisa unggul di kuarter kedua setelah sama-sama mencetak 23 angka di kuarter pertama.
Hanya keunggulan enam angka tidak berarti bagi Aspac. Saat stamina pemain Satria Muda menurun di kuarter ketiga, mereka dengan cepat membalikkan keadaan. Bahkan Aspac secara perlahan mulai meninggalkan Satria Muda yang mulai keteteran.
Klimaksnya di kuarter empat. Pertahanan Satria Muda sudah tidak mampu membendung serangan Aspac. Akibatnya, mereka mulai putus asa. Sementara, Aspac mampu menjaga konsistensinya.
“Di kuarter tiga dan empat, stamina mereka sudah habis. Apalagi, mereka terlihat putus asa karena sudah tertinggal jauh. Mereka seperti terbebani. Faktor fisik memang menentukan di laga final. Pasalnya, sebagian besar pemain Satria Muda merupakan senior yang cepat drop begitu stamina turun,” jelasnya.
Rastafari pun merasa puas dengan pencapaian timnya. Dia pun untuk pertama kalinya membawa tim mempertahankan gelar juara.
“Saya tentu senang dengan keberhasilan ini. Sebagai pelatih, saya untuk pertama kalinya bisa mempertahankan gelar juara,” ujar Rastarafi yang menyebut Wahyu Jati sebagai pemain kunci di laga final.
Editor | : | |
Sumber | : | - |
Komentar