Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

M88 Aspac Sukses Mempertahankan Gelar Juara

By Arief Kurniawan - Minggu, 15 Juni 2014 | 06:16 WIB
M88 Aspac Jakarta, memenangi gelar terbaik di grand final sekaligus mempertahankan mahkota.
Gonang Susatio
M88 Aspac Jakarta, memenangi gelar terbaik di grand final sekaligus mempertahankan mahkota.

67.

Sukses itu menjadikan Aspac mempertahankan gelar juara dua kali berturut-turut. Mereka juga menyamai rekor Satria Muda yang sudah dua kali memenangi NBL.

Kemenangan atas rivalnya juga menjadi revans karena di tiga laga di babak reguler, Aspac tak pernah sekalipun bisa mengalahkan Satria Muda. Namun mereka cukup sekali membalas kekalahan itu di laga puncak.

“Kami belajar dari kekalahan di babak reguler. Bila mengikuti permainan mereka, kami bakal habis. Karena itu, kami berusaha untuk tidak mengikutinya. Sebaliknya, kami mengajak mereka bermain cepat,” kata pelatih Aspac, Rastafari Horongbala.

Rastafari sudah memperkirakan Satria Muda akan bermain cepat di kuarter pertama. Taktik itu memang cukup berhasil karena Christian Ronaldo Sitepu dkk bisa unggul di kuarter kedua setelah sama-sama mencetak 23 angka di kuarter pertama.

Hanya keunggulan enam angka tidak berarti bagi Aspac. Saat stamina pemain Satria Muda menurun di kuarter ketiga, mereka dengan cepat membalikkan keadaan. Bahkan Aspac secara perlahan mulai meninggalkan Satria Muda yang mulai keteteran.

Klimaksnya di kuarter empat. Pertahanan Satria Muda sudah tidak mampu membendung serangan Aspac. Akibatnya, mereka mulai putus asa. Sementara, Aspac mampu menjaga konsistensinya.

“Di kuarter tiga dan empat, stamina mereka sudah habis. Apalagi, mereka terlihat putus asa karena sudah tertinggal jauh. Mereka seperti terbebani. Faktor fisik memang menentukan di laga final. Pasalnya, sebagian besar pemain Satria Muda merupakan senior yang cepat drop begitu stamina turun,” jelasnya.

Rastafari pun merasa puas dengan pencapaian timnya. Dia pun untuk pertama kalinya membawa tim mempertahankan gelar juara.

“Saya tentu senang dengan keberhasilan ini. Sebagai pelatih, saya untuk pertama kalinya bisa mempertahankan gelar juara,” ujar Rastarafi yang menyebut Wahyu Jati sebagai pemain kunci di laga final.

Dari segi perolehan angka, Wahyu memang kalah dengan rekannya, Andakara Prastawa yang mencetak angka tertinggi, 28. Namun sebagai pemain senior, dirinya mampu menjadi motivator rekan-rekannya.

“Saat tertinggal, saya katakan jangan takut. Kita adalah champion. Jadi kami harus berani menghadapi mereka. Saya hanya berusaha membangkitkan semangat rekan-rekan. Dan, usaha ini berhasil,” kata Wahyu.

“Kami tentu puas dengan pencapaian ini. Rekan-rekan bermain kompak untuk mempertahankan gelar juara,” jelas Cacing, panggilan akrab Wahyu.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor :
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X