Ketajaman Ilham di Piala AFF 2004 membuat nilai jualnya melambung. Striker yang menjadi pencetak gol terbanyak turnamen elite kawasan ASEAN tersebut diboyong klub asal Malaysia, MMPJ Selangor pada musim 2006-2007.
MMPJ agaknya terinspirasi dengan klub sekotanya Selangor FA yang bisa sukses dengan mengandalkan bintang Indonesia sebagai ikon tim.
Sayang, Ilham kesulitan beradaptasi di Negeri Jiran. Cedera lutut parah menjadi ganjalannya untuk tampil regular di klubnya. Hanya setengah musim kontrak Ilham diputus. Ngenesnya pasca pulang dari Malaysia bomber asal Palembang ini terus mengalami penurunan penampilan dan kesulitan kembali menembus skuat Garuda.
Ponaryo Astaman
Klub: Telecom Malaka
Tahun: 2006-2007
Ponaryo tergoda ingin mencicipi persaingan kompetisi negara tetangga, Malaysia. Ia menyetujui tawaran kontrak Telecom Malaka pada 2006.
Walau tak mempersembahkan prestasi apa pun, Ponaryo punya pengaruh kuat di klub tersebut. Ia menjadi kapten tim Telecom Malaka.
Ia tetap bisa leluasa memperkuat timnas walau bermain di negeri orang. Seperti misalnya tampil membela timnas saat tampil di Merdeka Games 2006.
Pada ajang ini tim Merah-Putih yang kala itu dilatih Peter Withe sukses menembus laga final sebelum dikalahkan Myanmar 1-2. Saat Ponaryo tampil di Stadion Shah Alam, Selangor, banyak fan Telekom Malaka yang hadir untuk memberi dukungan kepada pemain pujaannya.
Bermain selama semusim sang gelandang memutuskan kembali ke Indonesia untuk memperkuat Arema Indonesia.
Budi Sudarsono
Klub: Polis Diraja Malaysia
Tahun: 2008
Budi Sudarsono mencoba peruntungan di Malaysia dengan menerima tawaran PDRM (Polis Diraja Malaysia), klub milik Kepolisian Malaysia yang berlaga di Liga Super Malaysia.
Budi dikontrak selama empat bulan pada jendela transfer tengah musim. Ia mencetak tiga gol, di mana dua di antaranya dicetak pada debutnya bersama PDRM di ajang Piala FA Malaysia 2008 melawan KOR RAMD dengan skor akhir 5-1 untuk PDRM.
Satu gol lagi dicetak ketika bermain di Liga Super Malaysia ke gawang Perak FC. Sayang karena kesulitan beradaptasi kontrak Budi tak diperpanjang.
(Artikel ini direproduksi dari Mingguan BOLA edisi 2.525. Penulis: Ario Yosia, Wiwig Prayugi)
Editor | : |
Komentar