Namun, pada BWF World Tour Finals 2018, Zhang/Huang dikalahkan rekan senegara, Wang Yilyu/Huang Dongping.
"Saya pikir mereka sangat rinci dalam hal serangan. Aksi Huang di net sangat kuat, efektif, dan menempatkan kami dalam banyak tekanan," ucap Smith.
"Mereka tidak memberi Anda poin dengan mudah. Pengembalian shuttlecock mereka sangat rapi, dan mereka memiliki reputasi yang sulit dikalahkan. Pada level itu, Anda pikir mereka No.1 dan Anda memiliki sedikit rasa hormat."
Bagi Smith, tantangan untuk menghadapi nomor lawannya di net adalah kecepatan gerakan dan antisipasi.
"Saya pikir dia memposisikan dirinya untuk satu tembakan atau dua tembakan saat dia menutupi tembakan net dan kemudian tembakan lain. Mereka saling menutupi serangan yang akan diberikan kepada lawan. Dia sangat bagus di sana, jadi sulit untuk menjauh darinya karena dia sangat cepat."
Baca juga:
- Huang Yaqiong: Berpasangan dengan Zheng Siwei seperti Bulan Madu
- Pengorbanan Zheng Siwei dan Huang Yaqiong untuk Bangun Chemistry di Lapangan
Pasangan ganda campuran Malaysia, Goh Soon Huat, mengagumi Zheng karena kecepatannya di lapangan, sementara rekannya Shevon Jemie Lai mengatakan sulit untuk mendapatkan poin di net karena Huang sangat stabil.
"Huang sangat konsisten di net dan jarang membuat kesalahan. Hal tersebut memberi banyak tekanan kepada Anda," ucap Shevon.
Akan menarik untuk melihat apakah Zheng dan Huang dapat mempertahankan dominasinya pada 2019.
Rival terberat mereka saat ini adalah rekan senegara, Wang Yilyu/Huang Dongping dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang).
Selain itu, ada Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia), dan Tang Chun Man/Tse Ying Suet (Hong Kong) yang pernah mengalahkan mereka pada 2018.
Liliyana sebentar lagi berencana gantung raket, sementara Tang telah dipasangkan dengan tandem berbeda dalam dua turnamen awal tahun ini.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | bwfbadminton.com |
Komentar