Meski resmi gantung raket, perempuan berusia 29 tahun tersebut mengaku tidak akan meninggalkan bulu tangkis.
"Bulu tangkis yang membawa saya ke titik ini dan membuat saya belajar tentang komitmen, tanggung jawab, mengejar mimpi, dan bangkit dari kegagalan. Bulu tangkis adalah segalanya bagi saya. Tiba saatnya saya harus pamit dari bultang. Pamit sebagai pemain. Pasti saya terus support atlet lainnya dan bulu tangkis," tutur Debby.
Sekretaris Jendral PP PBSI Achmad Budiharto menilai bahwa Debby memiliki kesan positif selama berada di pelatnas.
"Kami tahu bahwa masa keemasan atlet ada batasnya dan yang tahu adalah atlet itu sendiri karena dia sudah 17 tahun mengabdikan dirinya untuk bulu tangkis," kata Budiharto.
"Banyak orang yang memberi kesan positif kepada Debby. Dedikasi dan semangatnya patut dicontoh. Debby gigih dalam latihan sehingga saat pertandingan tak kenal lelah. Selama 17 tahun berkarier banyak prestasi yang telah diraih," ucap Budiharto.
Baca Juga : Hasil pada Djarum Superliga Badminton 2019 Tak Buat Jaya Raya Puas
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengaku kehilangan dengan pensiunnya Debby.
"Hari ini penting karena atlet yang terkenal dengan kegigihannya akan pensiun. Kami mengetahu perjuangan Debby saat membela negara dengan prestasi fenomenal pada All England 2016. Itu menjadi satu-satunya gelar yang didapat Indonesia," kata Yoppy.
"Debby sudah punya julukan sebagai legend PB Djarum yang berhak masuk hall of fame PB Djarum. Hall of Fames adalah kumpulan atlet yang pernah meraih gelar fenomenal seperti Thomas, Uber, Indonesia Open, All England. Debby sangat ramah dengan fans, memperhatikan keluarga, dan mau diajak sparring saat di pelatnas. Terima kasih Debby. Semoga bisa berkolaborasi sebagai adviser di ajang audisi."
Acara dilanjutkan dengan pemberian plakat, pemberian bunga dari suami Debby, Hapitwan Jaya dan pemutaran video momen terbaik Debby Susanto.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar