JUARA.NET - Pelepasan Debby Susanto sebagai pebulu tangkis digelar sebelum final putra Djarum Superliga Badminton 2019 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, Minggu (24/2/2019).
Kiprah Debby sebagai pemain berakhir pada Indonesia Masters 2019 yang berlangsung Januari lalu.
Sebelum resmi dilepas oleh klubnya, PB Djarum, Debby memasuki Sabuga diiringi tarian asal Sumatera Selatan yang merupakan tempat asal Debby.
"Saya ucapkan terima kasih untuk semua pecinta bulu tangkis yang hadir disini. Terima kasih kepada orangtua saya sudah menyempatkan datang dari palembang dan juga suami saya. Mereka selalu mendukung saya dalam keadaan apa pun. Mereka dorongan semangat saya untuk terus bangkit," kata Debby dalam sambutannya.
"Saya merasa beruntung di antara jutaan orang bisa mewakili, membela negara saya dan mengibarkan bendera Merah Putih. Terima Kasih PBSI sudah memberi banyak kesempatan dan kepercayaan kepada saya," ucap Debby.
Debby juga berterima kasih kepada PB Djarum karena telah mengantarnya ke pelatnas dan membuat prestasinya menanjak.
"Klub telah membesarkan saya saat belum berprestasi. PB Djarum merupakan lompatan saya untuk meraih prestasi seorang anak Sumatera yang ingin jadi juara. Terima kasih tim ganda campuran. Tanpa mereka mungkin saya tidak ada di sini," tutur Debby.
Baca Juga : Djarum Superliga Badminton 2019 - Perpisahan Manis Hanna Ramadini
"Terima kasih kepada partner saya di ganda campuran Kak M Rijal, Praveen (Jordan), Ricky (Karanda Suwardi), terutama Kak Richard (Mainaky). Dia percaya dengan kemampuan yang saya miliki dengan postur tubuh kecil dan bakat biasa. Tetapi, kak Richard selalu mengatakan bahwa kerja keras bisa mengalahkan talenta," ucap Debby.
Meski resmi gantung raket, perempuan berusia 29 tahun tersebut mengaku tidak akan meninggalkan bulu tangkis.
"Bulu tangkis yang membawa saya ke titik ini dan membuat saya belajar tentang komitmen, tanggung jawab, mengejar mimpi, dan bangkit dari kegagalan. Bulu tangkis adalah segalanya bagi saya. Tiba saatnya saya harus pamit dari bultang. Pamit sebagai pemain. Pasti saya terus support atlet lainnya dan bulu tangkis," tutur Debby.
Sekretaris Jendral PP PBSI Achmad Budiharto menilai bahwa Debby memiliki kesan positif selama berada di pelatnas.
"Kami tahu bahwa masa keemasan atlet ada batasnya dan yang tahu adalah atlet itu sendiri karena dia sudah 17 tahun mengabdikan dirinya untuk bulu tangkis," kata Budiharto.
"Banyak orang yang memberi kesan positif kepada Debby. Dedikasi dan semangatnya patut dicontoh. Debby gigih dalam latihan sehingga saat pertandingan tak kenal lelah. Selama 17 tahun berkarier banyak prestasi yang telah diraih," ucap Budiharto.
Baca Juga : Hasil pada Djarum Superliga Badminton 2019 Tak Buat Jaya Raya Puas
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengaku kehilangan dengan pensiunnya Debby.
"Hari ini penting karena atlet yang terkenal dengan kegigihannya akan pensiun. Kami mengetahu perjuangan Debby saat membela negara dengan prestasi fenomenal pada All England 2016. Itu menjadi satu-satunya gelar yang didapat Indonesia," kata Yoppy.
"Debby sudah punya julukan sebagai legend PB Djarum yang berhak masuk hall of fame PB Djarum. Hall of Fames adalah kumpulan atlet yang pernah meraih gelar fenomenal seperti Thomas, Uber, Indonesia Open, All England. Debby sangat ramah dengan fans, memperhatikan keluarga, dan mau diajak sparring saat di pelatnas. Terima kasih Debby. Semoga bisa berkolaborasi sebagai adviser di ajang audisi."
Acara dilanjutkan dengan pemberian plakat, pemberian bunga dari suami Debby, Hapitwan Jaya dan pemutaran video momen terbaik Debby Susanto.
Acara ditutup dengan Debby mengelilingi Sabuga untuk menyapa para penggemar bulu tangkis yang hadir, dilanjutkan dengan meet and greet.
Di level junior, Debby yang merupakan atlet asuhan PB Djarum Kudus itu pernah meraih keping medalk emas ganda putri Asia Junior Championships 2007 bersama Richi Puspita Dilli, serta medali perunggu World Junior Championships 2007 bersama Afiat Yuris Wirawan.
Pada level senior, Debby meraih dua medali emas SEA Games yakni pada 2013 bersama Muhammad Rijal, dan 2015 dengan Praveen Jordan.
uncak kesuksesan Debby yakni ketika dia mampu meraih gelar juara di All England Open 2016 bersama Praveen. Pada laga final turnamen bulu tangkis tertua itu, mereka sukses mengandaskan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark) dengan skor 21-12, 21-17.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar