Herry mengatakan bahwa pemain Indonesia bisa mengikuti turnamen secara beruntun. Namun, maksimal bertahan selama maksimal satu bulan.
"Maksimal satu bulan karena pemainnya tidak tahan, dipaksakan juga percuma. Orang selalu berasumsi fisiknya habis, bukan fisiknya, tetap fokus dan konsentrasinya yang habis," aku Herry IP.
Baca Juga : Setelah Marcus/Kevin dan Fajar/Rian, Bagaimana Perkembangan Ganda Putra Pelapis?
Ia mengatakan bahwa para pemain sama saja tidak bisa memberikan perlawanan apabila fokus dan konsentrasinya sudah habis.
Herry mengatakan kalau mereka yang letih sudah tidak bisa baca bola.
"Seperti Fajar/Rian di Tong Yun Kai Cup (Kejuaraan Beregu Campuran Asia) waktu main sekali saya sudah bilang. Mereka sudah nggak bisa tahan, sambungan dan buangan bolanya nggak tahu ke mana, ibaratnya sudah low bat, harus di-charge dulu," lanjutnya.
Menurut Herry, konsentrasi tersebut yang memengaruhi performa pemain.
"Kalau fisik mungkin masih bisa ditahan. Pusatnya di fokus, fokusnya habis, semuanya hilang, mati lampu. Selesai, nggak bisa ngapa-ngapain," ujar Herry.
Herry selanjutnya akan mengatur proses pengiriman para atlet elite seperti Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Baca Juga : Fajar/Rian Diharapkan Semakin Matang Saat Lolos Kualifikasi Olimpiade 2020
Adapun Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sudah berstatus pemain luar pelatnas sehingga mereka punya keleluasaan dalam memilih turnamen yang diikuti berkaitan dengan sponsor pendukung
"Turnamen yang wajib diikuti itu dalam setahun ada 12 turnamen, sisanya kami pilih lagi. Pemain kalau menang-menang terus, nanti lengah. Ya tapi jangan terlalu sering kalah, kalau 4-5 kali kalah ya lampu merah dong," ujar Herry.
"Jangan hanya lihat hasil, lihat persiapannya, kalau tidak cukup, tidak bisa menuntut prestasi tinggi," lanjutnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Komentar