JUARA.net - Selama bertahun-tahun, industri eSports dikabarkan bakal menjadi liga sebesar NBA, Premier League, atau NFL. Namun, ada kekhawatiran bahwa balon tersebut akan meletus.
Sejauh ini, dana ratusan juta dolar mengalir deras ke dunia eSports. Di Amerika Serikat, turnamen DOTA 2, The International, menyediakan hadiah total 25,5 juta dolar.
Para pemain eSports digaji hingga jutaan dolar AS sementara mereka bermain di arena-arena eSports megah yang dibangun dengan dana di angka 50 juta dolar AS.
Slot di liga League of Legends, Overwatch, atau Call of Duty Amerika Serikat bisa mencapai 60 juta dolar AS.
Frank Fields, manajer sponsorship perusahaan hardware asal Amerika Serikat, Corsair, mengutarakan bahwa ada value di eSports tetapi tidak sebesar yang dikatakan orang-orang dewasa ini.
Baca Juga: Eks Rider MotoGP Akhiri Puasa Kemenangan 6 Tahun
"Tidak masuk akal untuk menghamburkan uang ke industri yang tidak punya penghasilan mumpuni," tutur Fields, seperti dikutip JUARA.net dari Kotaku.
"Lebih cepat kita menyadari bahwa kita menipu pihak-pihak luar, akan lebih baik buat industri ini ke depannya dan kita bisa mencegah balon itu sebelum meletus."
Ia mencontohkan apa yang terjadi pada media 2000-an ketika mantan presiden Fox Sports, David Hill, meluncurkan Championship Gaming Series, semacam liga olahraga untuk video game.
Apa yang Hill lakukan merupakan langkah revolusioner. Bos media asal Australia, Rupert Murdoch, pun menginjeksikan hingga 50 juta dolar pada 2007.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | kotaku.com |
Komentar