BOLASPORT.COM - Meski belum pernah mengantongi gelar juara, penampilan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, kini dianggap mulai stabil.
Pada musim kompetisi BWF 2019, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti telah memijak tiga partai final: India Open 2019, New Zealand Open 2019, dan Australian Open 2019.
Pada ketiga final tersebut, Praveen/Melati memang hanya berakhir menjadi runner-up.
Namun, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, menyebut bahwa duet Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti telah mengalami perubahan signifikan.
Baca Juga: Pemulihan Cedera Lebih Cepat, Son Wan-ho Bisa Segera Berkompetisi
"Saya melihat mereka sudah mulai stabil, nggak kalah pada babak-babak awal. Minimal babak perempat final, semifinal, ke final," tutur Susy Susanti yang dilansir JUARA dari BadmintonIndonesia.org.
"Kalau sebelumnya bisa kalah sama lawan yang tidak diunggulkan pada babak awal, sekarang sudah bisa menunjukkan kelasnya,"
"Praveen/Melati harus mempertahankan peringkatnya di delapan besar dunia, mereka harus tahu standar mereka di mana," ucap dia melanjutkan.
Menurut Susy Susanti, baik Praveen maupun Melati sama-sama memiliki skill dan potensi untuk menjadi pebulu tangkis elite dunia.
Akan tetapi, kematangan dan kemauan dari sisi personal yang masih menjadi sebuah PR (pekerjaan rumah) besar.
"Praveen itu punya potensi, tinggal kemauan dia, dia harus lebih siap lagi. Kestabilannya masih naik turun, padahal ini waktunya Praveen," ujar Susy.
Baca Juga: Update Peringkat BWF - Jonatan Christie Geser Anthony Ginting
"Melati cenderung lebih baru di level elite, dibanding Praveen. Jadi tugas Praveen untuk membimbing Melati untuk bisa menarik Melati ke atas supaya bisa jadi pasangan yang solid. Melati memang butuh kerja keras," kata Susy menambahkan.
Penampilan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti pada Australian Open 2019 sangat menjanjikan.
Mereka berhasil menyingkirkan para unggulan yakni pasangan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang) sebelum sampai ke laga final.
Akan tetapi, pasangan yang kini menduduki peringkat ketujuh dunia tersebut justru tampil anti-klimaks pada babak final saat berhadapan dengan Wang Yilyu/Huang Dongping (China).
Alhasil, Praveen/Melati kalah straight game dengan skor 15-21, 8-21.
Susy Susanti pun turut menyayangkan kekalahan tersebut.
Apalagi, jika mengingat kekalahan tersebut lebih banyak diakibatkan oleh kesalahan sendiri dari pihak Praveen/Melati.
Baca Juga: BAM Diminta Pertahankan Lee Chong Wei meski Bukan sebagai Pemain
"Sebetulnya sayang, berapa kali belum bisa memanfaatkan kesempatan dengan baik," kata Susy.
"Pada babak perempat final dan semifinal, mereka tampil luar biasa, betul-betul luar biasa mainnya," ujar dia.
"Praveen/Melati ini sebetulnya salah satu pasangan yang ditakuti sama lawannya, tetapi balik lagi ke kematangan mereka," kata Susy melanjutkan.
Baca Juga: Pulih dari Cedera, Son Wan-ho Punya Misi Besar pada Olimpiade 2020
Laga final Australian Open 2019 merupakan pertemuan kali kelima bagi Praveen/melati dan Wang/Huang.
Kekalahan Praveen Jordan/Melati Daeva tersebut juga kian memperlebar jarak rekor pertemuan mereka dengan Wang Yilyu/Huang Dongping menjadi 0-5.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar